SALAM-ONLINE.COM: Satu per satu masalah dalam proyek food estate terbongkar. Bukan hanya mangkrak, proyek ini ternyata banyak yang palsu. Termasuk food estate jagung di Kabupaten Belu, NTT yang sempat ditengok Presiden Joko Widodo, demikian dilansir inilah.com, Sabtu (8/4/2023).
Ya, betul, pada 24 Maret 2022, Presiden Joko Widodo mengunjungi food estate jagung di areal seluas 53 hektare (ha) di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Kala itu, Presiden Joko Widodo ditemani Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Gubernur NTT Victor Leiskodat.
Di areal proyek food estate ini, sistem pengairannya lumayan canggih. Karena menggunakan sprinkle yang airnya dialirkan dari Bendungan Rotiklot. Intinya, tanaman jagung di proyek food estate itu, tak akan kekurangan air.
Presiden Joko Widodo terlihat sangat sumringah. Dia menyebut, lahan jagung di food estate jagung di Belu bakal diperluas menjadi 500 ha. Kalau berhasil maka akan dikembangkan di daerah lain seluas 15.000 ha.
“Saya meyakini kita dapat memperbaiki kesejahteraan masyarakat NTT khususnya Kabupaten Belu, tetapi juga akan memperkuat ketahanan pangan nasional karena adanya lahan-lahan pertanian yang dibuka seperti di Kabupaten Belu, NTT ini,” kata Jokowi kala itu.
Lalu bagaimana penampakannya kini? Dikutip dari akun twitter @RomitsuT, Sabtu (8/4/2023), seratus delapan puluh derajat saat dikunjungi Joko Widodo. Akun twitter itu menyematkan reportase dari sebuah stasiun televisi nasional, ternyata tak ada jagung yang tumbuh subur di areal 7 ha itu.
Hanya ada beberapa tanaman jagung yang hidup, namun kerdil karena kekurangan air, dihimpit tanaman gulma. Tak ada lagi sprinkle yang bertugas memutar air yang dipompakan dari Bendungan Rotiklot.
Terkesan, proyek food estate yang dicanangkan Joko Widodo itu hanya seremonial belaka, tak ada wujudnya. Sebelum dicanangkan proyek food estate jagung, patani di Desa Fatuketi itu bisa menghasilkan 3 ton jagung per ha.
Kini, mereka harus merugi karena tak ada jagung yang tumbuh. Karena tak ada air. Celakanya, air baru dialirkan ketika petani yang minta. “Iya, setelah kami minta, air baru jalan,” kata Maria Fatima, salah satu petani jagung.
Ternyata, setelah Presiden Joko Widodo bersama rombongan meninggalnan Belu, alat sprinkle dicopot, sehingga tak ada lagi pasokan air untuk tanaman jagung itu. Bisa jadi, ini proyek memang tipu-tipu atau sekadar pencitraan. “Air hanya ada saat dia (Jokowi) datang. Setelah pulang tidak ada,” ungkap Maria. []