BKSAP: Serbuan Hamas Akibat Diamnya Dunia Internasional dan PBB atas Penindasan Zionis
SALAM-ONLINE.COM: Operasi bernama Operasi Badai Al-Aqsha yang dilancarkan oleh pejuang kemerdekaan Palestina, Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, sejak Sabtu (7/10/2023) hingga hari ini, Selasa (10/10) telah menewaskan 900 lebih warga Zionis dan pasukan penjajah. Lebih dari 2.000 luka-luka. Sementara jumlah warga Palestina yang gugur sudah mencapai angka 700, termasuk 20 anak-anak dan 1.990 lainnya terluka.
Menyikapi tensi dan konflik yang memanas tersebut, Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon meminta semua pihak obyektif dan adil dalam memberikan pernyataan, agar semua pihak dapat meredakan kekerasan. Oleh karena itu, menurutnya, apa yang terjadi sekarang ini akibat diamnya dunia internasional dan PBB atas penindasan yang dilakukan Zionis penjajah terhadap rakyat dan tanah Palestina.
“Serbuan Hamas atas Zionis (penjajah) adalah akibat penyerangan penjajah Zionis yang terus menerus terhadap Masjid Al-Aqsha, aneksasi atas tanah warga Palestina, provokasi sentimen anti-Palestina, Yahudisasi yang terus meluas, serta blokade dan isolasi Jalur Gaza sejak tahun 2006 yang menyebabkan krisis kemanusiaan yang sangat parah. Ini gambaran umumnya,” kata Fadli dalam keterangan tertulis di Jakarta yang dikutip dari web resmi DPR, dpr.go.id, Senin (9/10/2023).
Ia menyebut bahwa Hamas tidak bisa disebut sebagai teroris. Di sisi lain, ia menjelaskan contoh kejahatan Zionis “Israel” sepanjang tahun 2023. “Jangan lupa bahwa menurut PBB sejak awal 2023 ‘Israel’ telah membunuh hampir 300 warga Palestina di Tepi Barat. Demikian juga provokasi penyerbuan sekitar 4.000 pemukim ‘Israel’ terhadap kompleks Masjid Al-Aqsha sepanjang Juni lalu. Namun sayang, dunia internasional tak melakukan langkah konkret apapun, termasuk PBB. Ini penting untuk diingatkan,” tegasnya.
Selanjutnya Fadli meminta komunitas internasional untuk melakukan introspeksi. “Saya menekankan bahwa apa yang tengah terjadi sekarang jelas-jelas sinyal dari kegagalan komunitas internasional termasuk PBB, negara-negara besar, dan lemahnya penegakkan tatanan dunia berbasis aturan. Selama ini, berbagai kejahatan ‘Israel’ seperti dibiarkan komunitas global termasuk PBB,” sesal Anggota Komisi I DPR RI ini.
Wakil Ketua The League of Parliamentarians for Al-Quds (Liga Parlemen Dunia untuk Al-Quds) menyayangkan, resolusi-resolusi PBB dilanggar terus-menerus oleh Zionis penjajah ini. Maka, tandas Fadli, tak mengherankan rakyat Palestina di Gaza menggunakan hak perlawanannya untuk kembali ke tanah airnya. “Ini seperti para pejuang kita dahulu melawan penjajah Belanda. Rakyat Palestina merasakan ketidakadilan global,” pungkasnya menyayangkan. (pun/rdn)