Catatan M Rizal Fadillah*
SALAM-ONLINE.COM: Setelah aksi unjuk rasa cukup besar tanggal 1 Maret 2024 di depan Gedung DPR/MPR maka dilakukan aksi kembali pada 5 Maret 2024 dengan penyelenggara yang berbeda. Sebagaimana biasa aksi diisi dengan pernyataan sikap dan orasi berbagai elemen dan tokoh.
Jika tanggal 1 Maret 2024 dominan tokoh yang simpati pada pasangan Capres/Cawapres Anies-Muhaimin, maka aksi 5 Maret 2024 massa buruh lebih menonjol. Demikian juga marak tampilan pendukung dari pasangan Ganjar Mahfud. Ada bumbungan asap bakar-bakar ban.
Di samping itu beberapa tokoh nasional juga berada di area seperti Mayjen Purn Soenarko, Dr Marwan Batubara, Beathor Suryadi, Muli Kelana, Refly Harun dan lainnya. Anggota Dewan dari fraksi PKS nampak turut menyampaikan orasi dari atas mobil komando pengunjuk rasa.
Unjuk rasa bersamaan dengan persidangan pertama DPR setelah reses. Diwarnai usul anggota fraksi PKS, PKB dan PDIP untuk penggunaan Hak Angket penyelidikan kecurangan Pemilu, khususnya Pilpres yang mengarah untuk “memenangkan” pasangan Prabowo-Gibran dukungan Joko Widodo dan rezim.
Pengunjuk rasa pada pokoknya menuntut tiga hal, yakni penolakan hasil Pemilu curang, dukungan pada penggunaan Hak Angket, serta mendesak pemakzulan Joko Widodo. Pemenjaraan Joko Widodo dan keluarga ikut melengkapi. Berbagai spanduk yang dipasang dan poster mewarnai tiga tuntutan tersebut.
Desain kecurangan yang terpotret sejak sebelum Pemilu oleh rezim Joko Widodo ternyata dirasakan rakyat pada saat pelaksanaan 14 Februari 2024 maupun setelahnya. Penghitungan acak-acakan berbasis Sirekap yang sangat bermasalah telah menumbuhkan kemarahan rakyat. Kejahatan Pemilu 2024 dinilai vulgar dan brutal.
Rakyat menunggu pengajuan Hak Angket secara resmi dan segera ditandatangani sekurangnya oleh 25 orang yang tidak hanya satu fraksi. Itulah guliran yang diharapkan menjadi magnet kehadiran rakyat ke depan gedung DPR/MPR untuk mendukung dan menyukseskan.
Pansus yang dibentuk DPD MPR RI untuk turut menyelidiki kecurangan Pemilu 2024 juga patut diapresiasi. Kekuatan lain dari gedung Parlemen.
Aksi tanggal 1 dan 5 Maret 2024 telah berjalan, tentu tanggal 7 atau 9 Maret dan seterusnya aksi-aksi akan berlanjut. Penting sinergi perjuangan di dalam dan di luar gedung. Ada harapan pula yang di luar bisa masuk ke dalam untuk menyampaikan aspirasi.
Sebagaimana konten orasi salah satu anggota DPR yang menyatakan bahwa Gedung DPR/MPR adalah Rumah Rakyat, maka hal itu harus dibuktikan.
Janganlah tersekat antara rakyat dengan wakilnya dimana wakilnya duduk nyaman dalam ruang ber-AC sambil terkantuk-kantuk, sementara rakyat berteriak berpanas-panas di pinggir jalan di depan gerbang tinggi Rumah Wakil Rakyat.
Apapun itu, aksi-aksi penolakan hasil Pemilu curang, dukungan pada Hak Angket DPR serta desakan pemakzulan Joko Widodo akan terus bergulir dan berlanjut.
Perubahan adalah keniscayaan. Kejahatan harus dihentikan. Pelaku kejahatan layak mendapat hukuman.
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan