Setelah Sebarkan Informasi Hoaks, Massa Anti-Muslim di Inggris Serang Masjid Southport

Sebuah mobil polisi dibakar saat massa yang meneriakkan slogan-slogan anti-Muslim bentrok dengan polisi pada 30 Juli 2024 (Roland Lloyd Parry/AFP)

SALAM-ONLINE.COM: Tiga anak tewas dalam insiden penusukan yang dilakukan oleh seorang remaja berusia 17 tahun di Kota Southport, Inggris, pada Senin (29/7/2024). Namun informasi palsu dari kelompok anti-Muslim menuduh bahwa pembunuhnya adalah seorang imigran Muslim.

Massa sayap kanan yang meneriakkan “Bahasa Inggris sampai mati”—sebagai luapan anti migran—bentrok dengan polisi di depan sebuah Masjid di kota Southport, Inggris, pada Selasa (29/7/2024), setelah menyebarkan informasi hoaks yang mengklaim bahwa remaja berusia 17 tahun yang membunuh tiga anak di kelas dansa bertema Taylor Swift itu adalah seorang Muslim.

Ratusan pria yang menutupi wajah mereka berkumpul di depan Masjid Southport Islamic Society pada Selasa malam, hanya berselang satu jam setelah ribuan orang berkumpul untuk mengenang para korban serangan hari Senin itu. Puluhan pria bertopeng terlihat melemparkan pot tanaman, batu bata dan tong kosong ke polisi antihuru-hara, sesaat sebelum mereka membakar mobil polisi.

Menurut BBC, beberapa jendela Masjid pecah dalam huru-hara itu. Polisi Merseyside mengutuk kekerasan tersebut dan mengatakan salah seorang petugas mereka diduga mengalami patah hidung. Foto dan video yang diunggah di media sosial menunjukkan beberapa petugas polisi antihuru-hara dengan luka dan lecet di wajah mereka setelah bentrokan dengan massa sayap kanan.

“Sekitar pukul 19.45, sekelompok besar orang—yang diyakini sebagai pendukung English Defence League—mulai melemparkan batu, pot tanaman, botol dan lainnya ke arah Masjid setempat di St Luke’s Road di Southport,” kata polisi.

“Petugas saat ini dikerahkan untuk menangani perilaku kriminal dan kekerasan dengan botol dan tempat sampah beroda yang dilemparkan ke arah mereka.”

Alice Dasilva Aguiar (9 tahun), Bebe King (6 tahun) dan Elsie Dot Stancombe (7 tahun), semuanya tewas ditikam dalam serangan hari Senin (29/7). Sementara delapan anak lainnya menderita luka tusuk dan lima orang dalam kondisi kritis, bersama dua orang dewasa yang juga terluka parah.

BBC News melaporkan pada Selasa (30/7) malam bahwa tersangka yang sesungguhnya adalah remaja berusia 17 tahun. Dia lahir di Cardiff dari orang tua Rwanda dari keluarga Kristen dan  pindah ke Southport pada tahun 2013. Karena tersangka berusia di bawah 18 tahun, ia tidak dapat diidentifikasi secara hukum.

Baca Juga

Polisi tidak memberikan keterangan apa pun kecuali bahwa ia lahir di Inggris. Surat kabar The Sun melaporkan bahwa ia lahir di Cardiff pada tahun 2006 setelah orang tuanya yang Kristen, pindah dari Rwanda.

Tak lama setelah kekerasan dimulai, pemimpin sayap kanan Tommy Robinson mengatakan bahwa massa yang melakukan kekerasan itu “dibenarkan” atas tindakan mereka. Menurut Robinson, tindakan massa itu didorong oleh kekhawatiran mereka atas kaum migran.

Dalam omelan penuh umpatan yang diunggah di X (Twitter) Robinson mengatakan: “Sebelum siapa pun mulai mengutuk orang-orang Inggris yang marah di Southport, tanyakan pada diri Anda sendiri, apa yang Anda harapkan dari mereka. Jangan sebut mereka perusuh, kemarahan mereka dibenarkan.”

Robinson melarikan diri dari Inggris pada Minggu untuk “menjauhkan dirinya dari jangkauan otoritas Inggris” di mana ia akan diadili atas tuduhan penghinaan terhadap pengadilan.

Kata-katanya nampaknya merujuk pada rumor yang beredar luas di media sosial bahwa tersangka berusia 17 tahun yang ditangkap itu berasal dari Suriah. Beberapa akun media sosial besar, termasuk influencer Andrew Tate, juga menyebarkan klaim palsu bahwa penyerang adalah imigran ilegal dari Suriah.

Menteri Dalam Negeri Yvette Cooper, sebelumnya telah memperingatkan agar tidak menggunakan pembunuhan tiga siswi sekolah itu untuk “menimbulkan perpecahan” dan menyebarkan informasi yang salah secara daring.

“Yang terpenting, ini tentang anak-anak kecil,” katanya. “Ini tentang anak-anak dan keluarga mereka yang berduka, dan banyak anak lain yang terlibat kemarin yang juga akan menghadapi trauma besar.”

Dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya, yang dibuat jauh sebelum kekerasan meletus, Masjid Southport Islamic Society memposting bahwa mereka “benar-benar terkejut dan sedih” tentang serangan hari Senin. (mus)

Baca Juga