Diplomasi Suriah Hidup Lagi, Menlu Shaibani Terima Telepon Sejumlah Mitra
SALAM-ONLINE.COM: Menteri luar negeri Suriah yang baru diangkat, Assad Hassan Al-Shaibani mengatakan bahwa ia menerima telepon dari beberapa mitra regionalnya, yang mengisyaratkan kerja sama yang kuat di masa depan antara Suriah dan negara-negara tetangganya di berbagai sektor.
“Saya senang hari ini menerima telepon dari menteri luar negeri Kuwait, Bahrain, Lebanon dan Turki serta dari Menteri Negara Urusan Luar Negeri Qatar dan Menteri Negara dan Komunikasi Libya,” tulis Asaad Al-Shaibani di X, seperti dilansir Kantor Berita Anadolu, Kamis (26/12/2024).
“Percakapan ini menggarisbawahi pengaruh regional Suriah dan hubungannya yang mendalam dengan negara-negara Arab. Dalam beberapa hari mendatang, kami mengantisipasi kolaborasi yang signifikan dengan negara-negara tetangga Arab kami di semua lini untuk mewujudkan aspirasi rakyat Suriah yang hebat di Suriah yang baru,” tambahnya.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri Kuwait mengatakan menteri luar negerinya, Abdullah Ali Al-Yahya dan Al-Shaibani membahas perkembangan di Suriah dan cara-cara untuk memperkuat hubungan persaudaraan yang telah lama terjalin antara negara dan rakyat mereka, meskipun tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan terkait hasil pembicaraan itu.
Ini menandai interaksi resmi pertama antara kedua negara sejak pembentukan pemerintahan baru Suriah menyusul penggulingan rezim Basyar Asad awal bulan ini.
Perkembangan ini merupakan bagian dari tren keterlibatan diplomatik yang lebih luas antara pemerintahan baru Suriah yang dipimpin oleh Ahmad al Sharaa dan pejabat tinggi dari negara-negara Barat, regional dan Arab setelah Asad digulingkan.
Sebagai bagian dari pembukaan internasional itu, Turki dan Qatar baru-baru ini membuka kembali misi diplomatik mereka di Damaskus.
Negara-negara lain juga telah melanjutkan operasi di kedutaan mereka, yang menandakan perubahan signifikan dalam hubungan luar negeri Suriah menyusul perubahan politik baru-baru ini.
Basyar Asad, pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok anti-rezim menguasai Ibu Kota Damaskus pada 8 Desember 2024. Tumbangnya Asad mengakhiri rezim Partai Baath, yang telah berkuasa sejak 1963.
Pengambilalihan kekuasaan terjadi setelah pejuang Hayat Tahrir al-Syam (HTS) mengambil alih kota-kota utama dalam serangan kilat yang berlangsung kurang dari dua pekan. Pejuang anti-rezim Asad juga menguasai pusat kota Deir ez-Zor pada 11 Desember. (mus)