Larang Tembakan ke Udara, Pemimpin Mujahidin Suriah Minta Pejuangnya tidak Dekati Lembaga Publik
SALAM-ONLINE.COM: Pemimpin Mujahidin Suriah dalam barisan Hay’at Tahrir al-Syam (HTS) Abu Mohammed al-Jolani, memperingatkan pejuangnya melalui media sosial agar tidak mendekati lembaga-lembaga publik di Damaskus.
“Lembaga-lembaga ini akan tetap berada di bawah pengawasan mantan perdana menteri sampai mereka secara resmi diserahkan,” katanya seperti dikutip Kantor Berita Anadolu, Ahad (8/12/2024).
“Dilarang keras mendekati lembaga-lembaga publik,” katanya, seraya menambahkan: “Menembak ke udara juga dilarang.”
Al-Jolani juga minta kepada para pejuangnya untuk bersikap penyayang, baik hati dan lembut terhadap warga Suriah di kota-kota dan desa-desa dan meminta rendah hati kepada rakyat.
Selain itu, al-Jolani melarang pasukannya membuka rumah/harta milik siapa pun tanpa memandang kepemilikannya. Siapa yang melanggar akan dimintai pertanggungjawaban.
Kepada tentara rezim Suriah, al-Jolani meminta mereka tetap tinggal di rumah, meletakkan senjata dan menyerah agar keselamatan jiwanya aman.
Perkembangan di Suriah
Perkembangan Suriah begitu cepat. Diawali bentrokan antara pasukan rezim Basyar Asad dengan kelompok pejuang (Mujahidin) Suriah pada 27 November 2024 di daerah pedesaan sebelah barat Aleppo, di Suriah utara.
Pada Sabtu, 30 November, kelompok pejuang menguasai sebagian besar pusat Aleppo dari pasukan rezim. Pada hari yang sama, mereka menguasai seluruh provinsi Idlib. Kamis (5/12) lalu, setelah pertempuran sengit, kelompok pejuang merebut pusat kota Hama dari pasukan rezim.
Mujahidin Suriah yang dipimpin HTS itu mengambil alih beberapa permukiman di provinsi Homs yang strategis dan penting, pintu gerbang ke ibu kota Damaskus, dan mulai maju ke sana.
Pada Jumat (6/12), pejuang Suriah melancarkan operasi di provinsi Daraa di perbatasan Suriah dengan Yordania. Mereka merebut kembali pusat kota dari pasukan rezim setelah bentrokan.
Pada Sabtu (7/12), seluruh provinsi Suwayda di Suriah selatan juga berada di bawah kendali kelompok pejuang oposisi. Pada hari yang sama, kelompok oposisi lokal di Quneitra menguasai pusat provinsi tersebut.
Di provinsi Homs, yang mengarah ke ibu kota, pasukan pejuang menguasai pusat provinsi pada Sabtu.
Kelompok-kelompok yang maju melawan pasukan rezim Asad memasuki pinggiran selatan Damaskus pada Sabtu sore. Pasukan rezim juga mundur dari Kementerian Pertahanan dan Dalam Negeri serta bandara internasional di Damaskus.
Ketika kelompok pejuang bersenjata mulai mendominasi ibu kota, rezim Asad pada Ahad pagi dengan cepat kehilangan semua kendali atas Damaskus, ibu kota Suriah. (S)