White Helmet Ungkap Ruang Rahasia Penyiksaan Penjara Rezim Asad di Suriah
SALAM-ONLINE.COM: Ruang rahasia di Penjara Sednaya, dekat Damaskus, yang terkenal karena penyiksaan di bawah rezim Basyar al-Asad yang digulingkan di Suriah, sedang diselidiki.
Investigasi di Penjara Militer Sednaya itu dilakukan oleh Pertahanan Sipil Suriah, setelah penggulingan kekuasaan Partai Baath selama 61 tahun
Wartawan Kantor Berita Anadolu di Damaskus mendokumentasikan upaya Pertahanan Sipil Suriah, yang dikenal sebagai White Helmets, saat mereka menyusuri ruang-ruang tersembunyi di penjara tersebut.
Terletak 30 kilometer di utara Damaskus, penjara tersebut, yang terkenal karena penggunaan penyiksaan dan kekerasan yang berlebihan, diyakini memiliki beberapa lantai bawah tanah.
Pintu elektronik ke lantai bawah tanah
Pertahanan Sipil Suriah White Helmet mengatakan bahwa mereka telah memobilisasi upaya untuk menyelidiki kesaksian dari para penyintas tentang penahanan tahanan di sel bawah tanah di Penjara Sednaya itu.
Direktur White Helmets Raed Al Saleh mengatakan pada X bahwa lima tim tanggap darurat khusus telah dikirim ke penjara Sednaya, dengan dua pemandu yang memahami tata letak penjara untuk membantu mereka.
Menurut para saksi, upaya penyelamatan tahanan yang hampir mati lemas akibat ventilasi yang buruk di penjara sedang berlangsung.
Untuk membebaskan tahanan yang terlihat dalam rekaman keamanan, pintu elektronik ke lantai bawah tanah perlu dibuka.
Pemerintah setempat meminta mantan tentara dan staf penjara dari rezim yang jatuh untuk memberikan kode guna membuka pintu.
Mereka menunggu untuk dieksekusi pada siang hari
Pengguna media sosial dan media membagikan gambar pengunjuk rasa yang menyerbu Penjara Sednaya dan membebaskan tahanan.
Di antara mereka yang dibebaskan terdapat anak-anak kecil yang ditahan bersama ibu mereka. Dalam beberapa rekaman, mantan tahanan terlihat tidak dapat berjalan karena disiksa, merangkak keluar dari penjara.
Sebuah video yang dibagikan oleh Asosiasi Tahanan dan Orang Hilang Penjara Sednaya (ADMSP) memperlihatkan para wanita yang dibebaskan dari penjara terkenal itu.
Dalam rekaman tersebut, mereka diberi tahu, “Asad sudah pergi, jangan takut!”
Video lain yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang menunggu di dekat penjara, berharap untuk mengetahui apakah keluarga dan kerabat mereka termasuk di antara mereka yang dibebaskan.
Rekaman terpisah, yang dikatakan direkam di jalan-jalan Damaskus, menunjukkan tahanan yang dibebaskan berlari dengan gembira.
Dalam video tersebut, seorang mantan tahanan bertanya kepada seorang pejalan kaki tentang apa yang terjadi. Dia bereaksi atas jatuhnya Asad dengan meneriakkan: “Kami telah menggulingkan rezim.”
Video lain yang beredar di media sosial menampilkan seorang tahanan Suriah, yang tinggal beberapa jam lagi akan dieksekusi mati. Dia menggambarkan kebebasannya setelah rezim tersebut runtuh.
“Eksekusi kami dijadwalkan setengah jam yang lalu. 54 orang… Eksekusi kami hari ini,” katanya.
Pusat penyiksaan Asad
Menurut laporan organisasi internasional, Penjara Militer Sednaya menjadi pangkalan untuk menahan pengunjuk rasa damai anti-rezim dan penentang militer setelah perlawanan melalui demonstrasi pada Maret 2011.
Penjara di bawah naungan Kementerian Pertahanan rezim Asad itu diubah menjadi tempat penyiksaan para pelaku unjuk rasa yang menentang dan melakukan perlawanan terhadap rezim Asad.
Laporan menunjukkan bahwa pejabat rezim secara diam-diam dan sistematis mengatur pembunuhan ribuan tahanan di Sednaya.
Antara tahun 2011 dan 2015, eksekusi mingguan, dan terkadang dua mingguan, dilakukan dengan cara digantung. Sekitar 50 orang dieksekusi dalam satu waktu.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa rezim tersebut secara sengaja menahan tahanan dalam kondisi yang tidak manusiawi, menyiksa mereka berulang kali, dan secara sistematis tidak memberi mereka makanan, air, obat-obatan dan perawatan medis.
Investigasi Amnesty International tahun 2017 menyimpulkan bahwa pembunuhan dan penyiksaan di Sednaya sejak tahun 2011 merupakan bagian dari serangan yang meluas dan sistematis terhadap penduduk sipil Suriah, sebagai bagian dari kejahatan rezim.
Laporan oleh kelompok hak asasi manusia yang berpusat di London tersebut menyimpulkan bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh pejabat rezim di Sednaya merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Foto-foto Caesar
Foto-foto yang diambil oleh seorang prajurit, dengan nama sandi “Caesar”, yang bertanggung jawab untuk mendokumentasikan mayat-mayat yang dibawa ke rumah sakit militer selama perang berlangsung, memperlihatkan sekitar 11.000 orang, berusia antara 20 dan 40 tahun, disiksa dan dibunuh oleh rezim dengan menggunakan metode yang tidak manusiawi.
Diambil antara Mei 2011 dan Agustus 2013, foto-foto mayat tersebut menggambarkan luka-luka yang ditimbulkan oleh pasukan rezim di fasilitas militer, yang membuktikan bagaimana para tahanan disiksa dan dibunuh.
55.000 foto yang diambil oleh “Caesar” pertama kali dirilis oleh Anadolu pada tahun 2014.
Foto-foto yang memperlihatkan kejahatan perang rezim ini—termasuk penyiksaan sistematis dan kelaparan yang menyebabkan kematian—mengejutkan dunia dan menjadi bukti utama kekejaman yang dilakukan oleh rezim Asad. (S)