Zionis Penjajah Ancam Intensifkan Serangan Jika Hamas tak Bebaskan Tahanan
SALAM-ONLINE.COM: Menteri Pertahanan penjajah Israel Katz memperingatkan pada Rabu (1/1/2025) bahwa “Israel” akan mengintensifkan serangannya di Gaza jika Hamas terus menembakkan roket ke arah penjajah dan tidak membebaskan seluruh tahanan di Gaza.
Katz mengatakan itu setelah dia mengunjungi kota Netivot di wilayah jajahan “Israel” yang baru-baru ini menjadi sasaran serangan roket dari Gaza.
“Saya ingin menyampaikan pesan yang jelas dari sini kepada para pemimpin di Gaza. Selama Hamas tidak melakukan pembebasan semua tahanan ‘Israel’ dari Gaza dan jika mereka terus menembakkan roket ke arah ‘Israel’, maka akan ada serangan balasan hebat yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza,” ancam Katz.
Menurut American Wall Street Journal, perundingan terkait Gaza menemui jalan buntu. Baik Hamas maupun “Israel” berpegang teguh pada beberapa rincian, yang mengindikasikan bahwa perjanjian tersebut akan ditunda sampai pemerintahan Trump mengambil alih kekuasaan pada tanggal 20 Januari mendatang.
Menurut surat kabar tersebut, Hamas menuntut komitmen “Israel” terhadap gencatan senjata secara permanen setelah penjajah itu menunjukkan fleksibilitas dalam hal ini. Sementara “Israel” menolak menyetujui pembebasan beberapa tahanan Palestina yang diminta Hamas untuk dimasukkan dalam daftar.
Di saat yang berdekatan, Presiden terpilih AS Donald Trump memperbarui peringatannya kepada Hamas untuk membebaskan tahanan di Gaza pada saat ia menjabat.
Pada pesta Malam Tahun Baru di resor Mar-a-Lago di Florida, Selasa (31/12) malam, seorang koresponden CNN bertanya kepada Trump apakah dia baru-baru ini berbicara dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang potensi kesepakatan gencatan senjata dan tahanan yang tampaknya akan menemui kendala.
Trump menanggapinya dengan mengatakan: “Kita akan lihat apa yang terjadi.” Sebelumnya ia berucap, “Saya akan mengatakannya seperti ini: Sebaiknya mereka (Hamas) segera membebaskan para sandera dalam waktu dekat.”
Lembaga Penyiaran penjajah mengatakan pada Selasa (31/12) bahwa Hamas telah meminta gencatan senjata selama seminggu, sehingga mereka dapat menyiapkan daftar tahanan hidup yang diminta oleh penjajah.
Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa, sesuai dengan usulan gerakan tersebut, tidak ada tahanan yang akan dibebaskan pekan depan. Tentara penjajah akan tetap berada di Gaza, dan pengungsi dari Gaza tidak akan kembali ke rumah mereka.
Pihak penjajah mengindikasikan bahwa berdasarkan usulan Hamas, mereka akan menyerahkan daftar yang diperlukan pada hari keempat gencatan senjata.
Menurut pihak berwenang, yang mengutip sumber Palestina yang tidak disebutkan namanya, Hamas siap membebaskan 22 dari 34 tahanan dalam daftar tersebut, namun menolak menyetujui pembebasan 12 sandera lainnya.
Sebaliknya, laporan tersebut menyatakan bahwa Hamas menawarkan untuk membebaskan 22 tahanan hidup-hidup dan 12 jenazah selama tahap pertama kesepakatan.
Perang Gaza pecah setelah serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap penjajah pada 7 Oktober 2023. Serangan mengejutkan ini mengakibatkan kematian 1.208 orang di pihak penjajah, demikian menurut penghitungan berdasarkan angka resmi Zionis.
Operasi militer penjajah yang dimulai sebagai blasan atas serangan tersebut menyebabkan kematian lebih dari 45.000 orang di Gaza. Sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, demikian menurut data dari Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza. (ah)
Sumber: Al Arabiya