Wilayahnya Diduduki Armenia, Azerbaijan Dapat Dukungan Turki
SALAM-ONLINE.COM: Turki akan terus mendukung Azerbaijan dengan segala cara dalam konfliknya dengan Armenia atas Karabakh Hulu yang diduduki, Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan hal ini pada Kamis (1/10/2020) kemarin.
“Sebagai Turki, kita akan terus mendukung saudara-saudara Azerbaijan kita dengan segala cara dan segenap hati kita sejalan dengan prinsip ‘dua negara, satu bangsa’,” tegas Erdogan dalam pidatonya di hadapan parlemen di ibu kota Ankara, Kamis (1/10).
Dilansir dari Kantor Berita Anadolu, Erdogan mengatakan bahwa perdamaian permanen hanya dapat dicapai di wilayah tersebut “jika Armenia menarik diri dari wilayah Azerbaijan yang didudukinya”.
“Upaya untuk memfitnah Turki juga tidak akan bisa menyelamatkan pemerintahan Armenia,” kata Erdogan.
Dia mengingatkan negara-negara yang mendukung “negara nakal” Armenia yang menduduki wilayah Karabakh Atas milik Azerbaijan yang diakui internasional, akan “menjawab kesadaran bersama.”
Dalam pidato pembukaannya, Ketua Parlemen Mustafa Sentop mengatakan bahwa Turki akan terus mendukung Azerbaijan untuk tujuan yang benar.
Dia mengenang hubungan antara Turki dan Azerbaijan sangat bagus.
“Asas ‘dua negara, satu bangsa’ bukan hanya slogan atau tekad sejarah, tetapi juga prinsip yang mendominasi hubungan Turki-Azerbaijan,” katanya.
Bentrokan perbatasan meletus sejak Ahad (27/9/20) lalu ketika pasukan Armenia menembaki permukiman sipil Azerbaijan dan pos militer, yang menyebabkan korban jiwa.
Parlemen Azerbaijan menyatakan keadaan perang di beberapa kota dan wilayahnya menyusul pelanggaran perbatasan Armenia dan serangan di wilayah Karabakh Atas yang diduduki—yang juga dikenal sebagai wilayah Nagorno-Karabakh.
Pada Senin (28/9), Azerbaijan mengumumkan mobilisasi militer parsial di tengah bentrokan.
Mediterania Timur
Erdogan mengatakan Turki lebih suka menyelesaikan “dengan dasar yang adil” perselisihan yang sedang berlangsung atas potensi politik dan ekonomi Mediterania Timur.
Menyebut Uni Eropa (UE) menjadi struktur yang “tidak efektif” dan “dangkal”, ia menyatakan bahwa blok itu “diperbudak” oleh dua anggotanya, Yunani dan pemerintahan Siprus Yunani.
“Tidak ada krisis di wilayah kami yang diselesaikan dengan keterlibatan UE,” ujar Erdogan.
Ketegangan telah meningkat selama berminggu-minggu di Mediterania Timur, karena Yunani telah mempersoalkan eksplorasi energi Turki.
Turki—negara dengan garis pantai terpanjang di Mediterania—mengirimkan kapal bor untuk mengeksplorasi energi di landas kontinennya, menegaskan haknya sendiri di wilayah tersebut, serta hak milik Republik Turki Siprus Utara.
Ankara telah berulang kali mendesak negosiasi tanpa prasyarat untuk mencapai pembagian yang adil dari sumber daya kawasan. (mus)