Catatan M Rizal Fadillah*
SALAM-ONLINE.COM: Bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar terus diinterpretasi publik. Sebenarnya atau rekayasa? Negara dan aparat kecolongan atau ada yang nyolong-nyolong? Internasional, nasional atau lokal, Islam atau Islam-islaman, teror atau teror-teroran? Terorisme atau telorisme?
Telor itu dihasilkan dari ayam, bebek, burung atau sejenisnya. Ia adalah produk dari kolaborasi atau konspirasi jantan dan betina. Hubungan intim. Telor bisa dimakan mentah, setengah matang, didadar, ceplok, atau lainnya. Ada telor asin, ada telor pindang. Diolah sesuai selera si pembuat. Telur busuk dilempar juga bisa. Pemimpin pembohong dan pembuat susah rakyat pantas dilempar telur busuk. Tuman.
Telorisme adalah sesuatu yang dihasilkan dari konspirasi yang diolah sesuai dengan kepentingan pemilik otoritas, baik otoritas budaya, ekonomi maupun politik. Karenanya bersifat multi purpose. Telorisme berupaya menjadikan suatu produk dapat digunakan dan diolah sesaat lalu selesai (split second) atau dapat digunakan berulang-ulang melalui penetasan (hatching).
Pertanyaan besar atas kasus peledakan bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar adalah apakah itu teror atau telor, terorisme atau telorisme? Meninjau banyak kejanggalan dari kasus ini nampaknya lebih dekat pada telorisme. Di media sosial banyak netizen cerdas dan jeli dalam menganalisa dan menduga-duga. Suami istri nikah 6 bulan kok “bunuh diri” spektakuler dengan mainan bom.
Memilih Gereja dinilai aneh untuk berjihad, apalagi cuma halamannya. Mengapa tidak tempat karaoke, panti pijat, atau mungkin lokalisasi pelacuran. Jika orientasi daulah ya istana atau gedung parlemen. Dalam Islam merusak rumah ibadah itu dilarang. Bahkan merusak apapun, bukanlah tuntunan Islam. Walau dengan menggunakan atribut sorban atau hijab.
Jamaah Anshorud Daulah (JAD) adalah makhluk jadi-jadian yang dijadikan oleh makhluk jahat berkualifikasi Iblis. Islam yang dimainkan. Afiliasi ISIS? ISIS itu buatan Yahudi. Maka JAD adalah buatan institusi yang berafiliasi pada Yahudi. Berjuang untuk Daulah? mendirikan Daulah dengan berboncengan indehoy suami istri, piknik ke Gereja? Film kartun saja tidak ada yang mau bercerita seperti itu, dijamin tidak akan laku.
Netizen mengungkap kejanggalan foto viral sang teloris yang cepat dimunculkan. Kok wanita dibonceng menghadap kanan, lazim ke kiri. CCTV atau jepretan foto? Ranca bana. Lucu, ke Gereja berbusana Muslim, bersorban dan berhijab burqa, serta Gereja beraspal mulus. Tapi foto bersepeda motor suami istri, bukan berjalan aspal.
Apapun itu. Memunculkan sosok beridentitas Muslim sebagai pelaku bom bunuh diri itu tendensius dan menghina umat Islam. Pengendali atau perekayasa memang Dajjal yang bukan saja berniat untuk mengadu domba, tetapi juga framing pembenaran tentang radikalisme, ekstrimisme dan terorisme. Hebatnya dengan super cepat dari Makassar lanjut penggerebekan Condet serta menjadikan buku fisika dan kaos FPI sebagai bukti. Untung saja FPI sudah dibubarkan, jadi kaosnya bisa beli dari loak, hee hee…
Walaupun demikian kita tidak perlu terlalu serius dalam membaca peristiwa yang berbau politik. Toh sering tidak nyambung hukum kausalitasnya atau berbeda das sollen dengan das sein-nya. Bangsa ini diwanti-wanti harus mewaspadai bahaya radikalisme dan terorisme. Akan tetapi yang muncul adalah telorisme.
Hidup telooor…!
*) Penulis adalah Pemerhati Politik dan Kebangsaan