Di Penjara, Remaja Yahudi Penentang Penjajah Ini Diejek sebagai ‘Pecinta Arab’
SALAM-ONLINE.COM: Penentang Zionis penjajah, Eran (19 tahun) menggambarkan dirinya disebut sebagai ‘pencinta Arab’. Di dalam penjara remaja warga Yahudi ini mendapat ancaman kekerasan fisik karena dia menginginkan hak yang sama bagi orang Palestina dan Yahudi.
Eran, yang lahir di Tel Aviv, telah menghabiskan total 64 hari dalam beberapa kali hukuman penjaranya setelah empat kali menolak untuk menjalani wajib militer penjajah Zionis.
Dalam sebuah pernyataan melalui Refuser Network yang dikutip Middle East Monitor (MEMO), Senin (13/9/2021), Eran mengungkapkan pada saat kedatangan untuk hukuman pertamanya di penjara militer, dia mendapat ancaman kekerasan fisik oleh seorang tahanan veteran. Ancaman fisik itu disampaikan kepada Eran setelah remaja ini menyatakan menolak untuk mendaftar (wajib militer) karena dia tidak ingin bekerja sama dengan penjajah yang menduduki Palestina.
Eran memaparkan, dia juga dikenal dengan julukan ‘pria sayap kiri’ atau ‘pencinta Arab’ oleh narapidana lain.
“Ketika saya tiba di penjara untuk hukuman ketiga saya, para tahanan veteran sudah mengenali saya, mereka menjuluki saya sebagai ‘pria sayap kiri’, ‘kekasih Arab’ dan ‘pria aneh’ yang tidak dapat mereka pahami dengan pasti,” ungkapnya.
“Setiap kali seorang tahanan baru datang, mereka bergegas memperkenalkan saya kepadanya, untuk melihat bagaimana dia akan bereaksi terhadap (sikap) saya,” kata Eran.
Dia mengatakan para tahanan biasanya akan menantang posisi politiknya, dengan mengatakan, “Jika orang-orang Arab akan berhenti menggunakan senjata, akan ada perdamaian. Tetapi jika kita menahan senjata kita, mereka akan membunuh kita,” atau, “Jika mereka membunuh ibumu, apakah kamu masih akan mendukung mereka?”
Celotehan-celotehan sesama warga Yahudi itu seakan tidak digubris Eran. Dia kemudian menyerukan tantangan terhadap narasi yang diberikan kepada anak muda Yahudi, yang, katanya, menyeret mereka ke dalam siklus kekerasan.
“Kita perlu memastikan bahwa setiap orang Yahudi mengakui kenyataan hidup sebagai orang Palestina di Tepi Barat di bawah pendudukan militer (Zionis). Kita perlu memastikan bahwa ‘Israel’ akhirnya menghentikan pendudukannya terhadap orang Palestina, tanah dan pelanggaran hak asasi manusia mereka,” ujar Eran.
“Saya akan terus berbagi cerita dan refleksi politik saya dengan sebanyak mungkin kepada anak muda ‘Israel’ untuk memastikan mereka tahu bahwa mereka punya pilihan,” tegasnya. (S)