Lecehkan Islam, Pianis Turki Ini Diadili
ISTANBUL (SALAM-ONLINE.COM): Seorang komposer dan pianis top Turki, Fazil Say, hadir di persidangan untuk membela dirinya. Ia didakwa menyerang dan menghina kehormatan Islam lewat komentar yang dibuatnya via Twitter.
Musisi yang kerap tampil bersama New York Philharmonic dan Berlin Symphony Orcestra itu tengah diadili atas kicauan yang ia buat pada April 2012 lalu karena mengirim gurauan tentang adzan.
Ujarnya di Twitter, “Mengapa begitu terburu-buru? Apakah ada wanita menunggu atau satu raki di atas meja?”
Raki adalah minuman alkohol tradisional khas Turki yang dibuat dari biji-bijian. Banyak umat Islam Turki tak terima dengan ucapan tersebut.
Penuntut umum pada Juni lalu mendakwa Fazil dengan tindak pidana menghasut kebencian dan kemarahan publik dengan menghina nilai-nilai Islam. Ia terancam dikurung penjara maksimal 18 bulan, meski vonis cenderung akan ditunda.
Fazil, yang pernah menjadi duta budaya Uni Eropa, menolak dakwaan itu dan menuntut pembebasannya, lapor kantor berita negara, Anadolu Agency. Sementara menurut laporan Dogan, kantor media swasta lokal, sidang akan ditunda hingga 18 Februari 2013.
Dakwaan itu menimbulkan kemarahan di kalangan intelektual Turki dan meningkatkan keprihatinan terhadap kebebasan berbicara dan mengungkapkan pendapat di negara itu.
Ratusan penggemar dan pendukung Fazil dan aktivis HAM, mendatangi pengadilan di Istanbul, tempat ia disidangkan, sebagai bentuk solidaritas. Mereka mengangkat poster bertuliskan: “Fazil Tidak Sendiri” dan “Seni yang Bebas, Dunia yang Bebas”.
Fazil, 42 tahun, dikenal sebagai kritikus pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan yang mengusung nilai-nilai Islam. Fazil berulang kali mengingatkan para warga Turki sekuler yang cemas bahwa pemerintah berencana menjadikan Islam sebagai gaya hidup mereka.
Terkait kebebasan berbicara di Turki, Uni Eropa memandang Turki masih memilih batasan. Uni Eropa bahkan mensyaratkan Turki untuk meningkatkan hawa kebebasan berbicara bila negara itu ingin bergabung dengan blok benua biru tersebut.
Suara pro dan kontra juga muncul dari pemerintah. Pada Kamis (18/10/2012) kemarin, menteri yang bertanggung jawab terhadap hubungan Turki dengan Uni Eropa, Egemen Bagis, menyarankan agar kasus Fazil ditutup. Ia menilai kicauan Fazil adalah hak dia untuk mengoceh, meski ia mengritik si pianis itu karena “menghina keyakinan dan nilai ajaran orang lain”.
Kicauan itu bukan satu-satunya. Penuntut juga mendakwa Say atas kicauan lain–berdasar puisi abad pertengahan dan pecinta anggur, Umar Khayyam.
Fazil mempertanyakan apakah surga itu adalah sebuah bar atau rumah bordil, karena janji mengenai anggur yang selalu mengalir dan setiap orang yang beriman akan dijanjikan perawan-perawan. Astaghfirullah.
Sejak menghadapi dakwaan, Fazil Say menutup akun Twitternya dan menyatakan berencana meninggalkan Turki, pindah ke Jepang.
Pengacaranya mengatakan, Fazil menerima ancaman pembunuhan setelah melontarkan semua kicauan kontroversial tadi. (rima/salam-online)