Saat Pasukan AS Menyerbu, Pemimpin ‘ISIS’ Ledakkan Diri
SALAM-ONLINE.COM: Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pemimpin “ISIL (ISIS)” telah tewas menyusul serangan semalam di Suriah yang juga merenggut nyawa 13 warga sipil yang terdiri enam anak, empat wanita dan 3 pria.
Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan kepada wartawan bahwa pemimpin “ISIS” Abu Ibrahim al-Hashimi tewas dalam serangan itu. Pejabat itu mengatakan dia meledakkan dirinya saat operasi itu dilakukan.
Biden mengatakan dia berbicara tentang operasi itu pada pukul 09:30 ET (1430GMT) pada Kamis (malam).
“Tadi malam atas arahan saya, pasukan militer AS di barat laut Suriah berhasil melakukan operasi kontraterorisme untuk melindungi rakyat Amerika dan Sekutu kami, dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman,” kata Biden dalam pernyataan itu.
“Berkat keterampilan dan keberanian Angkatan Bersenjata kami, kami telah membawa Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi—pemimpin ‘ISIS’ keluar dari medan perang,” ungkap Biden.
Pentagon mengatakan tidak ada korban di pihak AS dalam serangan itu.
“ISIS” menunjuk al-Qurayshi sebagai pemimpinnya pada 2019 setelah mengonfirmasi kematian Abu Bakr al-Baghdadi, yang dibunuh oleh pasukan khusus AS beberapa hari sebelumnya.
Al-Qurayshi mengambil alih kepemimpinan dan peran pada saat ISIL/ISIS secara khusus terkepung, sebagian besar direduksi menjadi sel-sel tidur yang tersebar setelah dikalahkan secara teritorial di Suriah beberapa bulan kemudian.
Namun, ada bentrokan baru-baru ini antara kelompok tersebut dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS, termasuk upaya pada Januari lalu oleh ISIL/ISIS untuk mengeluarkan ribuan pengikut dari sebuah penjara dekat Hassakeh di timur laut Suriah dalam serangan terkoordinasi yang memicu sepuluh hari pertempuran.
Koalisi pimpinan AS melancarkan serangan udara dan mengerahkan personel AS di Bradley Fighting Vehicles untuk mendukung pasukan Kurdi dalam memukul mundur serangan itu, yang menurut SDF mrupakan bagian dari plot kebangkitan yang lebih luas oleh kelompok tersebut.
Serangan semalam di Atmah, sebuah kota berpenduduk padat di provinsi Idlib yang dikuasai kelompok pejuang Suriah di dekat perbatasan Turki, menewaskan sedikitnya 13 orang warga sipil—selain yang terluka.
Idlib adalah benteng terakhir yang dikuasai kelompok pejuang Suriah. Sebagian besar dikendalikan oleh mantan afiliasi al-Qaidah Hay’et Tahrir al-Sham (HTS). Pejuang yang didukung Turki juga menguasai sebagian provinsi. Puluhan ribu orang yang terlantar akibat perang selama satu dekade di negara itu tinggal di kamp-kamp yang memenuhi daerah tersebut.
Kepada Al Jazeera, warga mengatakan bahwa helikopter telah mengudara di atas gedung yang ditargetkan selama lebih dari dua jam sebelum serangan. Pasukan khusus AS kemudian melancarkan operasi pendaratan dan menyerbu rumah tersebut yang diperkirakan dihuni oleh target.
Operasi koalisi pimpinan AS terhadap sisa-sisa sel tidur ISIL (ISIS) lebih sering terjadi di Suriah timur laut daripada Suriah barat laut.
Militer AS juga telah menggunakan pesawat tak berawak untuk membunuh pemimpin al-Qaidah di Suriah utara, termasuk serangan udara yang membunuh pemimpin al-Qaidah di komando kedua, Abu al-Kheir al-Masri pada 2017.
Serangan AS pada Kamis (3/2/2022) dini hari, membuat lantai atas rumah yang jadi target itu hampir hancur total, dengan darah berceceran di dinding bangunan yang masih berdiri. (mus)