Zionis Tolak Penjaga Wakaf Palestina Baru di Masjid Al-Aqsha
SALAM-ONLINE.COM: Penunjukan penjaga Wakaf Palestina yang baru di Masjid Al-Aqsha ditolak oleh Zionis penjajah di tengah meningkatnya ketegangan di kompleks suci tersebut pada bulan suci Ramadhan ini.
Badan Wakaf Islam yang dikelola Yordania sangat membutuhkan keamanan baru untuk mengawasi kompleks dan menjaga keamanan jamaah Palestina saat pelaksanaan shalat.
Menurut pihak penjajah, seorang pejabat Palestina telah diberitahu bahwa Zionis terlebih dahulu membutuhkan daftar nama penjaga untuk mengetahui yang bersangkutan melalui pemeriksaan keamanan. Namun, Badan Wakaf Islam menolak.
Keberatan penjajah terhadap penjaga baru itu muncul setelah Yordania memberi tahu Washington bahwa pihaknya siap untuk membahas masalah tersebut dengan Zionis setelah akhir bulan suci Ramadhan pekan depan, lapor Reuters seperti dilansir Middle Eat Monitor (MEMO), Jumat (29/4/2022).
Yordania bertindak selaku penjaga kompleks suci di Yerusalem sebagai bagian dari kesepakatan bersama dengan penjajah.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengembalikan kondisi Masjid seperti 22 tahun yang lalu. Isu utama yang diharapkan akan dibahas oleh komite bersama adalah permintaan Yordania untuk menambah jumlah penjaga Wakaf yang tidak bersenjata di kompleks itu. Tujuannya untuk mengendalikan situasi agar lebih baik dan mencegah kekerasan.
Gambar-gambar mengejutkan dari pasukan Zionis bersenjata lengkap yang menyerang jamaah di dalam Masjid Al-Aqsha telah muncul di media sosial.
Yordania menuduh Zionis telah mengubah pembatasan ibadah di Masjid secara bertahap sejak tahun 2000. Negara kerajaan ini menegaskan bahwa Zionis merusak tradisi berabad-abad. Seperti diketahui, Non-Muslim tidak beribadah di kompleks Masjid.
Sumber-sumber lokal melaporkan, Yordania meminta kepada Washington bahwa Zionis harus mengakhiri pembatasan staf administrasi Badan Wakaf Islam. Yordania juga meminta agar penjajah membiarkan Badan Wakaf untuk mengatur semua kunjungan non-Muslim dan mencegah mereka beribadah di Masjid.
Sementara Zionis penjajah membantah tuduhan Yordania dan negara-negara Arab bahwa mereka mencoba mengubah status quo tempat-tempat suci umat Islam di Kota Tua Yerusalem, yang telah didudukinya sejak Perang Enam Hari 1967. Zionis juga mengklaim sedang memberlakukan larangan lama untuk ritual Yahudi di kompleks tersebut.
Namun, Yordania menunjukkan bahwa Zionis penjajah membatasi akses bagi jamaah Muslim dan tidak melarang nasionalis sayap kanan Zionis yang ritualnya melanggar status quo, yang dari sudut pandang Islam, menodai tempat suci.
Jumat lalu, Zionis penjajah melarang kunjungan non-Muslim hingga akhir Ramadhan. “Ini adalah langkah baik untuk menghormati status quo dan meredakan ketegangan serta memulihkan ketenangan,” kata Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, kepada Reuters. (mus)