Shalat di Masjid Al-Aqsha, Menteri Inggris Kecam Zionis Penjajah atas Penghancuran di Tepi Barat
SALAM-ONLINE.COM: Menteri Negara Inggris untuk urusan Timur Tengah dan Afrika, Tariq Ahmad, mengunjungi Masjid Al-Aqsha dan shalat di salah satu tempat paling suci bagi umat Islam tersebut di kawasan Al-Quds (Yerusalem) Timur yang diduduki/dijajah pada Kamis (12/1/2023).
Ahmad menekankan dukungan Inggris untuk perwalian Yordania atas situs suci tersebut.
Mengutip BBC, Middle East Eye (MEE), Jumat (13/1) melansir, Tariq Ahmad mengunjungi Masjid Al-Aqsha setelah diblokade masuk selama 30 menit oleh pasukan keamanan Zionis penjajah.
Ahmad, seorang Muslim, memasuki situs suci tersebut didampingi oleh kepala Wakaf Islam, otoritas yang mengelola kompleks suci tersebut.
Ini adalah kunjungan resmi pertama Tariq Ahmad ke Palestina sejak menjadi Menteri Negara Inggris untuk Timur Tengah dan Afrika Utara pada Juni 2017.
“Suatu kehormatan dan keistimewaan untuk menghabiskan waktu di Masjid suci Al-Aqsha pagi ini dengan direktur Departemen Wakaf Yerusalem, Sheikh Azzam al-Khatib,” cuitnya.
“Saya menekankan dukungan Inggris yang tak tergoyahkan untuk perwalian Yordania atas tempat-tempat suci Yerusalem dan untuk status quo,” tegasnya.
Masjid Al-Aqsha adalah salah satu situs tersuci dalam Islam. Yordania adalah negara yang menjadi penjaga resmi tempat suci Muslim dan Kristen di Yerusalem sejak 1924.
Sejak penjajah (Zionis) menduduki situs tersebut setelah perang Timur Tengah 1967, ritual Yahudi di situs tersebut telah dilarang. Meskipun pemukim sayap kanan Yahudi kerap melakukan ritual di sana di bawah keamanan penjajah (Zionis) dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa aktivis Yahudi ingin menghancurkan Al-Aqsha dan menggantinya dengan kuil Yahudi ketiga.
Pekan lalu, menteri keamanan nasional sayap kanan penjajah, Itamar Ben-Gvir, “menyerbu” halaman Masjid Al-Aqsha dalam apa yang digambarkan sebagai “provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya”.
‘Hentikan penghancuran’
Pada kesempatan itu Tariq Ahmad mengunjungi kota Hebron di Tepi Barat yang diduduki/dijajah. Dia diantar untuk berkeliling mengunjungi sekolah yang dikelola oleh UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.
Ahmad juga mengunjungi Masafer Yatta, sekumpulan desa kecil Palestina di dekat Hebron yang telah ditetapkan Zionis penjajah sebagai zona untuk latihan militer. Penduduk di sana telah lama hidup dalam ancaman penggusuran dan penghancuran oleh pasukan penjajah.
“Saya mengunjungi sekolah yang didanai donor Eropa dan Inggris untuk menghadapi pembongkaran di Masafer Yatta hari ini,” kata Ahmad.
Ahmad menyatakan, Inggris terus mendesak Zionis “Israel” untuk menghentikan penghancuran dan penggusuran di kawasan tersebut. Tindakan biadab penjajah Zionis itu menyebabkan penderitaan penduduk Masafer Yatta. Penggusuran dan pembongkaran yang dilakukan penjajah itu adalah ilegal, melanggar hukum humaniter internasional.
Ahmad juga mengumumkan £3,7 juta ($4,5 juta) dana tambahan Inggris untuk UNRWA. Dana tambahan ini diperlukan untuk memberikan bantuan makanan darurat kepada orang-orang yang paling rentan di wilayah Gaza yang terkepung.
Sebelumnya selama perjalanannya, Menteri Inggris itu bertemu dengan menteri luar negeri penjajah yang baru, Eli Cohen. Saat bertemu Tariq Ahmad, menteri penjajah itu mendesak Inggris untuk menyatakan Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) sebagai organisasi teror. (mus)