Pasukan Penjajah Bunuh 14 Warga Palestina di Awal 2023
SALAM-ONLINE.COM: Hampir tiga pekan memasuki tahun 2023 M, pasukan Zionis penjajah telah membunuh 14 warga Palestina. Senin (16/1/2023) pagi Omar Al-Khmour (14 tahun) dibunuh oleh pasukan Zionis di kamp pengungsi Dheisheh, Betlehem.Pasukan penjajah berencana menangkap seorang Palestina lainnya dan seorang aktivis solidaritas internasional yang tinggal di sana.
Menurut teman-teman Omar Al-Khmour kepada The New Arab, dikutip dari Middle East Monitor (MEMO), Selasa (17/1), pemuda Palestina di kamp menghadapi tentara (Zionis) dengan batu dan mengejar mereka sampai ke jalan utama di luar kamp. Omar ada di antara mereka. Para tentara melepaskan tembakan saat keluar dan melukai Omar di bagian kepala. Omar dibawa ke rumah sakit umum Beit Jala dan dinyatakan meninggal kurang dari satu jam kemudian.
Teman-teman remaja itu menemukan surat tulisan tangan Omar di atas kertas buku catatan sekolah di sakunya. Dalam surat itu Omar mengatakan agar warga Palestina menyadari, bahwa mereka hidup di bawah Pendudukan/penjajahan. Karenanya Omar mendesak untuk melanjutkan perjuangan. “Dan tidak meninggalkan ibu saya sendirian,” pintanya dalam surat tersebut.
Omar Al-Khmour menjadi orang Palestina keempat belas yang dibunuh oleh Pasukan Pendudukan penjajah di Tepi Barat sejak awal tahun 2023, serta remaja Palestina ketiga yang dibunuh di kamp Dheisheh dalam waktu sebulan.
Pada hari Ahad (15/1), tentara Zionis membunuh Ahmed Kahala, ayah empat anak berusia 45 tahun. Saat itu Kahala sedang mengemudi dengan putranya yang berusia 20 tahun. Tentara Zionis menghentikan mereka di sebuah pos pemeriksaan di dekat kota Silwad.
Sehari sebelumnya, PasukanZionis juga membunuh Ezedin Hamamrh yang berusia 24 tahun dan Amjad Khaliliyeh yang berusia 23 tahun di desa Jabaa di utara Tepi Barat. Tentara penjajah melepaskan tembakan ke mobil yang dikemudikan oleh para pemuda itu. Pada hari yang sama, Yazan Jaabari yang berusia 19 tahun juga meninggal karena luka yang dideritanya pekan lalu setelah pasukan Zionis menembaknya dalam penggerebekan di desa Kufr Dan.
Tahun 2022 dicap sebagai tahun paling mematikan bagi warga Palestina— terutama di Tepi Barat—sejak 2005, dengan lebih dari 226 warga Palestina dibunuh oleh pasukan penjajah Zionis, termasuk 53 lainnya selama 11 hari pengeboman di Jalur Gaza.
Dengan 14 pembunuhan dalam waktu kurang dari sebulan sepanjang Januari 2023 ini, maka kekerasan tahun lalu yang dilakukan pasukan penjajah tampaknya berlanjut hingga 2023.
Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) terkait supremasi hukum pada Kamis (12/1) lalu, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, membuat pernyataan umum yang mengutuk semua pembunuhan di luar hukum dan tindakan oleh ekstremis. “Tidak ada pembenaran untuk terorisme,” kata Guterres.
Guterres mengakui, bagaimanapun, perluasan permukiman (ilegal), penghancuran rumah, pembongkaran dan penggusuran yang dilakukan oleh Zionis (penjajah), itu akan mendorong kemarahan dan keputusasaan. Guterres mendesak Zionis untuk mematuhi hukum internasional. Dia menekankan bahwa “penegakan hukum adalah inti dari pencapaian perdamaian yang adil dan menyeluruh”.
Dalam pertemuan DK PBB yang sama, Riyadh Mansour, Duta Besar Palestina untuk PBB, menanggapi dengan menegaskan bahwa “aturan hukum tidak dapat hidup berdampingan dengan impunitas (pembebasan tuntutan terhadap pihak yang melakukan pelanggaran hukum)”. Dia menanyakan, “Apakah ada pejabat Zionis (penjajah) yang dimintai pertanggungjawaban? Jenderal Zionis? Tentara Zionis? Pendatang?” (mus)