Serangan ‘Israel’ di Suriah Barat dan Kecaman Arab atas Perluasan Permukiman Yahudi di Golan

Zionis penjajah dikecam karena memperluas permukiman Yahudi di Dataran Tinggi Golan milik Suriah. (EFE/EPA)

SALAM-ONLINE.COM: Serangan udara Zionis penjajah menargetkan pada Senin (16/12/2024) pagi menargetkan situs militer di Tartus, Suriah barat. Sementara negara-negara Arab mengutuk persetujuan penjajah itu atas rencana perluasan permukiman di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki.

Menurut Sham Network, pesawat tempur “Israel” melancarkan serangan udara baru yang menargetkan pangkalan rudal di Barak 107 di daerah Zama dan gudang senjata di pedesaan Latakia dan Tartous, menyebabkan ledakan dahsyat.

Rekaman video mendokumentasikan ledakan dahsyat akibat serangan “Israel” yang menargetkan beberapa lokasi militer dan fasilitas vital di pantai Suriah.

شبكة شام الإخبارية on X: “#شام|| فيديو يوثق قوة الانفجارات الناتجة عن ضربات إسرائيـ ـلية طالت عدة مواقع عسكرية ومرافق حيوية في الساحل السوري https://t.co/4OUuFNeVid” / X

Pada Ahad (15/12) pesawat tempur penjajah melancarkan serangan terhadap posisi pasukan Garda Republik dan Divisi 4 di daerah Tal Minin dan kota Hafir, sebelah utara ibu kota Damaskus. Pesawat tempur “Israel” juga mengebom situs pertahanan udara di kota Mahaja di pedesaan timur Daraa, dan membombardir gudang Divisi 18 di pedesaan timur Homs.

Dalam beberapa hari terakhir, penjajah telah meningkatkan serangan udaranya, menargetkan situs-situs militer di berbagai wilayah di Suriah, yang merupakan pelanggaran nyata terhadap kedaulatannya.

Zionis penjajah juga mengumumkan secara sepihak batalnya perjanjian penarikan diri tahun 1974 dengan Suriah, dan penempatan tentaranya di zona penyangga demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan Suriah, yang telah dijajah sebagian besar wilayahnya sejak tahun 1967, sebuah tindakan yang dikutuk oleh PBB dan negara-negara Arab.

Dalam perkembangan terakhir pada Ahad (15/12), Zionis penjajah telah menduduki 3 desa baru, desa Jumla di Kegubernuran Daraa, serta desa “Beit Jinn Farm” dan “Mughr al-Mir” di Kegubernuran Pedesaan Damaskus.

Netanyahu dan Trump

Sementara itu, Channel 12 “Israel” melaporkan bahwa Perdana Menteri penjajah Benjamin Netanyahu dan Presiden terpilih AS Donald Trump berdiskusi melalui telepon pada Ahad (15/12) malam mengenai berbagai isu, termasuk perkembangan di Suriah.

Saluran tersebut menambahkan, Netanyahu meyakinkan Trump bahwa “Israel” tidak tertarik pada konflik di Suriah. Dia menekankan bahwa tindakan penjajah itu di Suriah bertujuan untuk menggagalkan apa yang disebutnya sebagai “potensi ancaman dari Suriah dan mencegah elemen ‘teroris’ mengambil kendali atas wilayah di dekat perbatasan kami”.

Sementara itu, Associated Press (AP) mengutip para pejabat Amerika yang mengatakan bahwa kecil kemungkinan Presiden terpilih Donald Trump akan meninggalkan situs militer Amerika di Suriah seperti yang ia inginkan pada masa jabatan presiden pertamanya.

Mereka mengatakan keyakinan mereka berasal dari fakta bahwa Trump sering memuji dirinya sendiri karena berhasil mengalahkan ISIS dan memulihkan wilayah yang dikuasai organisasi tersebut pada masa pemerintahan mantan Presiden Barack Obama.

Baca Juga

Mereka mengatakan ancaman kembalinya ISIS akan begitu besar sehingga Trump tidak mau mengambil risiko.

Kecaman Arab

Dalam konteks terkait, negara-negara Arab mengecam persetujuan rezim Netanyahu atas rencana perluasan permukiman di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki.

Hal ini disampaikan dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab dan Irak, yang mengomentari persetujuan bulat penjajah atas rencana yang diajukan oleh Netanyahu untuk memperkuat permukiman Yahudi di Golan Suriah yang diduduki, dengan memanfaatkan kondisi terbaru di Suriah.

Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan, “Kami mengutuk keras persetujuan penjajah/pendudukan Zionis penjajah terhadap rencana perluasan permukiman “Israel” di Dataran Tinggi Golan yang diduduki.”

Kemenlu Qatar menekankan perlunya komunitas internasional memenuhi tanggung jawab hukum dan moral untuk mewajibkan penjajah menghentikan serangan di wilayah Suriah dan mematuhi resolusi legitimasi internasional, serta menunjukkan solidaritas untuk menghadapi rencana oportunistiknya.

Pada gilirannya, Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan, “Kerajaan mengutuk dan menyesalkan keputusan ‘Israel’ untuk memperluas permukiman di Golan yang diduduki, dan kelanjutannya dalam menyabotase peluang Suriah untuk mendapatkan kembali keamanan dan stabilitasnya.”

Uni Emirat Arab (UEA) melalui Kementerian Luar Negerinya menegaskan, “Keputusan ‘Israel’ untuk memperluas permukiman di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, hal ini mengancam eskalasi dan ketegangan lebih lanjut di wilayah tersebut.”

Irak melalui Kementerian Luar Negerinya juga mengecam keras keputusan entitas penjajah Zionis untuk memperluas permukimannya di Golan Suriah yang diduduki.

Sebelumnya pada Ahad (15/12), Netanyahu mengatakan,” “Memperkuat Golan berarti memperkuat “Israel”, dan ini sangat penting saat ini. Kami akan terus mengendalikan, mengembangkan dan menyelesaikannya (Golan).

Saat ini, sekitar 50.000 orang tinggal di Golan Suriah, setengahnya adalah pemukim Yahudi dan setengahnya lagi adalah Druze, Alawi, dan lainnya, menurut surat kabar “Israel”, Haaretz. (ah)

Sumber:

غارات إسرائيلية غرب سوريا ورفض عربي لتوسيع الاستيطان بالجولان | أخبار | الجزيرة نت https://www.aljazeera.net/news/2024/12/16

Baca Juga