Menlu Turki Hakan Fidan, Pejabat Tinggi Internasional Pertama yang Bertemu Pemimpin Baru Suriah

Presiden Transisi Suriah Ahmad Hussein Al-Sharaa (Al-Jolani) saat menerima Menlu Turki Hakan Fidan, Ahad (15/12/2024)

SALAM-ONLINE.COM: Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan tiba di Damaskus pada Ahad (22/12/2024). Fidan segera memulai pertemuan dengan Ahmad Al-Shar’aa (Abu Mohammad Al-Jolani) selaku Presiden Transisi saat ini. Kunjungan ini merupakan untuk yang pertama bagi Menteri Luar Negeri Turki setelah jatuhnya rezim Asad sekaligus sebagai pejabat tinggi internasional pertama yang mengunjungi Damaskus.

Sebelumnya, Delegasi tingkat tinggi Turki pertama tiba di Damaskus pada Kamis (12/12). Turut serta dalam delegasi ersebut kepala badan intelijen Turki, Ibrahim Kalin. Kehadirannya bertujuan untuk bertemu dengan pimpinan otoritas baru di Suriah. Ini merupakan kunjungan delegasi internasional pertama ke Damaskus setelah jatuhnya rezim Asad. Delegasi ini menegaskan efektivitas peran Turki dalam masalah Suriah dan tahap selanjutnya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelumnya juga mengirimkan pesan kepada rakyat Suriah dalam bahasa Arab yang berisi penghormatan terhadap ketabahan rakyat Suriah, berkah atas kemenangan yang mereka raih atas teroris Basyar Asad, penegasan posisi Turki dan keyakinan pada hak-hak rakyat Suriah serta pujian atas keberanian dan kemenangan mereka.

Presiden Turki menambahkan bahwa “warga Suriah adalah saudara kami dan kami mendukung mereka dengan semua etnis dan golongan mereka.” Erdogan juga menyatakan, “Aleppo, Homs, Hama dan Damaskus telah kembali ke pemilik aslinya.” Rezim Asad telah meninggalkan Suriah sebagai tumpukan puing dan melarikan diri, ujarnya.

Erdogan mengungkapkan, “Kami mengulurkan tangan kami untuk berdialog dengan rezim Asad, tetapi rezim Asad tidak memahami permintaan kami.”

Dia juga menyatakan bahwa “Turki telah melalui ujian yang sulit pada tahap terakhir dan menjadi tuan rumah bagi warga Suriah dan membela kaum tertindas di semua lapisan”.

Erdogan menegasan bahwa rezim Asad yang telah memerintah negara secara tidak adil selama bertahun-tahun telah kehilangan legitimasinya. “Turki akan mendukung Suriah sampai kondisinya stabil dan akan mengawasi kembalinya warga Suriah ke negara mereka,” kata Erdogan. “Mulai kemarin, fase gelap Suriah telah berakhir dan fase terang telah dimulai bagi warga Suriah.”

Ia menyatakan bahwa Turki tidak menginginkan tanah negara lain, namun berusaha menjaga keamanan nasionalnya. Suriah, kata Erdogan, hanya untuk warga Suriah dan bukan untuk organisasi teroris, dan masa depan Suriah ditentukan oleh warga Suriah sendiri.

Erdogan menekankan bahwa tidak ada perbedaan antara komponen atau faksi mana pun di rakyat Suriah dan mereka harus hidup berdampingan, tanpa diskriminasi atau perbedaan apa pun.

Kepada rakyat Suriah Erdogan juga mengatakan: “Saya katakan kepada rakyat Suriah yang tercinta bahwa Turki berdiri di sisi Anda hari ini, besok, dan di masa depan, dan bahwa Suriah harus melindungi wilayahnya dari teroris, dan kami tidak akan pernah meninggalkan Anda. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk membangun kembali negara Anda.”

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan juga mendesak masyarakat internasional untuk menghapus Hay’at Tahrir al-Syam (HTS) dari daftar organisasi teroris.

Fidan mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Al Jazeera English bahwa Turki mengakui pemerintahan baru di Suriah sebagai mitra “sah” Ankara. Karena alasan ini kedutaan Turki di Damaskus dibuka kembali dan duta besar menerima instruksi untuk berkomunikasi dengan pemerintah daerah dan pusat.

Fidan menunjukkan bahwa para pejabat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Eropa dan negara-negara lain juga telah berkomunikasi dengan pemerintahan baru. “Saya pikir waktunya telah tiba bagi komunitas internasional, dimulai dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, seperti yang Anda tahu, untuk menghapus nama mereka dari daftar teroris.”

Hakan Fidan juga menyatakan penolakannya terhadap deskripsi Presiden terpilih AS Donald Trump mengenai penggulingan rezim Basyar Asad sebagai “pengambilalihan yang tidak bersahabat oleh Ankara”.

“Kami tidak dapat menggambarkan masalah ini sebagai pengambilalihan, karena hal itu merupakan kesalahan besar,” katanya. “Inilah fakta yang terjadi di Suriah.”

Fidan menambahkan dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera bahwa bagi rakyat Suriah, ini bukanlah sebuah pengambilalihan, mengingat, keinginan rakyat Suriahlah yang berkuasa sekarang.

Baca Juga

“Saat ini peran Turki tampak di garis terdepan dalam fase transisi Suriah, mengingat Turki selama ini mendukung kekuatan revolusioner dan oposisi. Selama satu dekade, Turki merupakan pemain yang mewakili kekuatan revolusioner secara politik dibandingkan dengan Rusia dan Iran, dan peran aktifnya baru-baru ini terlihat jelas,” ungkapnya.

Pernyataan Menlu Turki ini menanggapi pernyataan Trump yang mengatakan bahwa Turki akan memegang “kunci kendali” atas peristiwa di Suriah, seraya menekankan bahwa banyak hal yang masih belum jelas di negara ini pasca jatuhnya rezim Basyar Asad.

Dalam kesempatan lain, Trump berkomentar: “Saya pikir Turki sangat cerdas… Turki melakukan pengambilalihan secara tidak bersahabat, tanpa kehilangan banyak nyawa. Saya dapat mengatakan bahwa Asad adalah seorang tukang jagal, dan apa yang dia lakukan terhadap anak-anak adalah tindakan yang brutal. Turki akan memegang kunci kendali.”

Diberitakan juga bahwa Menteri Pertahanan Turki Yaşar Guler sebelumnya menegaskan, dalam pertemuan dengan sejumlah jurnalis di markas Kementerian Pertahanan di ibu kota Ankara terkait kesiapan negaranya untuk kerja sama militer dengan kepemimpinan baru di Suriah pasca penggulingan rezim Basyar Asad, jika Ankara menerima permintaan dari pemerintah transisi Suriah.

Mengenai hubungan Turki dengan kepemimpinan baru di Damaskus setelah jatuhnya rezim Asad, Guler menunjukkan bahwa Ankara memiliki perjanjian kerja sama militer dengan banyak negara. “Kami siap memberikan dukungan jika kami menerima permintaan dari pemerintahan baru di Suriah.”

Mengomentari hari-hari runtuhnya pemerintahan Basyar Asad di Suriah, Fidan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan saluran NTV Turki: “Kami membuat jalan untuk memastikan berakhirnya operasi tanpa pertumpahan darah dan dengan korban jiwa yang minimal, dengan melanjutkan negosiasi, dengan pemain penting (Rusia dan Iran).”

Menlu juga memuji keberanian dan tekad luar biasa yang menjadi ciri operasi militer yang dilakukan oleh faksi oposisi Suriah terhadap rezim Asad, dan menunjukkan bahwa mereka telah memberi tahu “Israel” tentang perlunya menjauhi provokasi dengan menduduki wilayah di Golan Suriah, dan bahaya dari strategi ini.

Dia menunjukkan bahwa Hay’at Tahrir al-Syam sebelumnya mampu mengatur urusan 5 juta warga Suriah di wilayah yang dikuasainya. “Di Idlib saja, ada 4 juta saudara Suriah kami. Mereka telah memperoleh keuntungan dalam empat dan lima tahun terakhir dalam menyediakan layanan dasar dan kota, pendidikan, transportasi, dan lain-lain,” terangnya.

Fidan menegaskan keyakinannya pada kemampuan pemerintahan baru Suriah dan rakyatnya dalam menciptakan kondisi yang tepat bagi kembalinya pengungsi Suriah. Ia juga menyatakan bahwa semua orang ingin kembali ke rumah mereka, dan ketika kondisi di sana membaik, mereka juga ingin kembali ke negara asal mereka.

“Masyarakat merasa perbaikan ini terus berlanjut, saya yakin jumlah pengungsi yang kembali pasti akan meningkat.”

Di saat yang bersamaan Presiden Transisi Suriah Ahmad Al-Sharaa (Abu Muhammad Al-Jolani) menunjukkan keluwesan yang besar dalam serangkaian transformasi yang dilakukannya hingga sulit menyeimbangkan masa lalu dan masa kini. Menurut para ahli saat ini, Al-Jolani justru berhasil mengadopsi wacana revolusioner dan memodifikasi identitas “jihadis”-nya menjadi seorang “warga sipil yang terbuka” terhadap semua komponen Suriah dan negara-negara asing.

Ia (Al-Jolani) mampu menjadi “manusia panggung” melalui kekuatan yang dimilikinya sebagai kekuatan terbesar yang mampu bekerja di lapangan dan dalam administrasi negara setelah jatuhnya rezim Asad. (ah)

Sumber :

أول مسؤول رفيع المستوى دولياً .. وزير الخارجية التركي “فيدان” يلتقي “الشرع” في دمشق | شبكة شام الإخبارية

https://shaam.org/news/syria-news/

Baca Juga