JAKARTA (SALAM-ONLINE.COM): Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror telah membebaskan dua terduga teroris Herman Setyono dan Sunarto (Nanto).
Sebelumnya, Densus juga melepaskan Davit Ashary (19) pelajar Sekolah Pelayaran Menengah Tri Arga 1 yang juga merupakan adik kandung Herman Setyono. Densus pun dinilai semena-mena dalam penangkapan ketiganya.
“Dikalangan Muslim, saling berkunjung dan saling menerima tamu untuk menginap adalah salah satu jenis silaturrohim,” kata Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B. Nahrawardaya, Jumat (2/11/2012) malam.
Menurutnya, kesediaan keluarga Sunarto, Davit dan Herman menerima Basir menginap, bukan karena Basir “teroris”, dan tidak ada yang tahu bahwa Basir itu “teroris”.
“Jika kemudian Densus memberitahu bahwa Basir adalah teroris, itu bukan kesalahan penerima tamu. Namun, karena begitu cepatnya Densus menangkap Basir dan tiga terduga ‘teroris’, lalu ada fakta disembunyikannya identitas Basir, ini menunjukkan ada kaitan Basir dengan Densus. Mungkin juga dengan kerja intelijen kita,” paparnya.
Dia meminta agar Densus 88 meminta maaf tertulis di media massa karena berita Davit, Herman dan Nanto sebagai “teroris”, sudah menyebar ke seluruh Indonesia atas informasi salah dari Polri.
“Ketiganya harus direhabilitasi nama baiknya secara transparan, dan harus melaporkan bentuk rehabilitasi itu kepada Komnas HAM, Ormas Islam, dan Menteri Agama. Mengapa? Karena joroknya Densus menangani ketiga terduga, tidak hanya melukai ketiga terduga, tetapi juga telah menodai citra Muslim yang sedang beribadah membagikan daging kurban saat Idul Adha,” ujarnya.
Karena terorisme adalah kejahatan Extra Ordinary Crime, maka, menurut Mustofa, jika terjadi kesalahan, harus dilakukan rehabilitasi dan permintaan maaf secara luar biasa (extra) juga.
“Saya mensinyalir, mereka sengaja dijebak oleh intelijen kotor agar ditangkap densus. Tujuannya, mengejar target penangkapan teroris semata,” ujarnya.
Praktik kotor ini menurutnya disinyalir sudah dilakukan sejak lama, dan masuk akal apabila hingga saat ini, penangkapan teroris akan mencapai angka 1000 orang sejak digulirkan perang terhadap “terorisme” pada 2001. (okezone)