JAKARTA (salam-online.com): Menyikapi menghangatnya masalah RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (RUU KKG) yang sedang dibahas di DPR, pada Ahad 8 April 2012 (pkl 12.00-15.00), Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) akan menggelar acara Tabligh Akbar, di Masjid Sunda Kelapa Jakarta. Acara Tabligh ini mengambil tema yang tegas: “Menolak RUU Kesetaraan Gender Liberal”.
Beberapa pembicara yang akan tampil adalah: H. Bachtiar Nasir, Lc. (Sekjen MIUMI), Dr. H. Adian Husaini (Dosen Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor), H. Zaytun Rasmin (Ketua Umum Wahdah Islamiyah), Dr. Ahmad Zain an-Najah (Pakar Hukum Islam, DDII), H. Jeje Zainuddin (Pakar Hukum Islam, Persis), H. Henri Shalahuddin, MA (Pakar Gender, INSISTS), dan sejumlah wakil Organisasi Muslimah Indonesia yang sudah menyatakan kesediaannya untuk hadir.
Menurut wakil ketua Majelis Pimpinan MIUMI, Dr. Adian Husaini, setelah menelaah draft RUU Kesetaraan Gender, sebagaimana yang didapat dari DPR RI, pimpinan MIUMI memandang ada sejumlah masalah yang sangat serius dalam draft RUU tersebut. “Kita ingin mengajak umat Islam bersama-sama memahami dan kemudian memberikan respon bersama terhadap RUU tersebut.”
Bahkan, lanjutnya, pasal demi pasal RUU tersebut sudah dikaji dan ditemukan banyak sekali keganjilan. “RUU ini bukan untuk memberdayakan perempuan, tetapi memperdayai dan menghinakan perempuan,” lanjutnya lagi.
Ia menunjukkan contoh, pasal pemaksaan terhadap Negara untuk memaksa semua instansi dan organisasi pemerintah dan non-pemerintah untuk memberikan jatah 30 persen kepada kaum perempuan. “Banyak perempuan yang mengaku malu mengajukan RUU semacam ini,” kata Adian, yang bertahun-tahun aktif mengisi pengajian sejumlah Majelis Taklim Ibu-ibu di Jakarta.
Meskipun pembahasan RUU KKG ini baru dalam tahap-tahap awal di DPR, MIUMI memandang perlu menyikapi dan meresponnya secara serius. “InsyaAllah kita akan kerahkan segenap kemampuan lahir dan batin untuk mencegah RUU yang liberal dan merusak disahkan sebagai Undang-undang. Kami yakin, banyak anggota DPR yang Muslim yang juga peduli akan masalah ini,” lanjut Adian.
MIUMI adalah perhimpunan para intelektual dan ulama muda Indonesia yang dideklarasikan pada 28 Februari 2012 lalu. MIUMI dipimpin oleh Gus Hamid (Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, dari Gontor) dan Sekjennya Ustadz kondang, Bachtiar Nasir, Lc. Dalam pernyataannya, MIUMI menegaskan komitmennya untuk berpegang kepada mazhab Ahlus Sunnah wal-Jamaah, yang mencakup berbagai golongan umat Islam, dan sekaligus menolak liberalisme dan pemikiran-pemikiran serta aliran menyimpang yang merusak Islam.