JAKARTA (SALAM-ONLINE): Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengritik media yang seringkali tidak berimbang dalam memberitakan persoalan rumah ibadah seperti gereja.
“Saat ini ada informasi yang berkembang tapi tidak berimbang, seakan-akan persoalan menjadikan rumah ibadah itu hanya menimpa Gereja, padahal rumah Ibadah lain juga memiliki persoalan,” demikian keluh Menag, Rabu (27/12/2012), di sela-sela jumpa pers Konferensi Internasional Fatwa di Hotel Borobudur, Jakarta.
Ia mengungkapkan, pada umumnya persoalan itu mencuat karena aspek perizinan, bukan perseteruan antar umat beragama.
“Ini harus dicatat bukan perseteruan, apa yang terjadi di Gereja Yasmin (Bogor, red), Gereja Philadelphia (di Bekasi, red) itu semuanya masalah perizinan,” ungkapnya.
Sampai saat ini, kata Suryadharma, masih ada juga rumah ibadah lain seperti masjid yang terkendala masalah Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Ia menyebut contoh masjid yang berada di Jalan Talang No. 6, Menteng, Jakarta Pusat.
“Ada Masjid kalau gak salah namanya Baitul Makmur, itu masjid punya orang Betawi, orang Betawinya NU, nah Gubernurnya pada waktu itu pak Fauzi Bowo, mantan pengurus NU wilayah Jakarta, si pemilik masjid ini sekarang pengurus NU wilayah Jakarta, jadi sama-sama Islam, sama-sama Betawi, tetapi si pak Gubernur tidak memberikan izin pendirian, silakan cek di jalan Talang No. 6, kenapa? Karena persyaratan IMB-nya tidak terpenuhi,” terangnya.
Masalah pendirian rumah ibadah ini, ungkap Suryadharma, bukan hanya menimpa pada umat Kristiani yang menjadi minoritas tapi juga menimpa umat Islam minoritas yang tinggal di daerah Kristen mayoritas.
“Begitu sebaliknya ketika di daerah-daerah lain yang Islam menjadi minoritas di sana itu pun menimpa juga, kenapa ada peraturan seperti itu? Peraturan seperti itu adalah untuk menjaga harmoni di antara masyarakat, jangan sampai ada sesuatu di situ tapi masyarakat tidak suka,” ujarnya.
Oleh karenanya ia menghimbau agar persoalan rumah ibadah tidak dibawa ke ranah politik. Ia khawatir akan menimbulkan kesalahpahaman antar penganut agama.
“Nah bedanya kalau masjid di jalan Talang itu tidak demo ke Istana, yang lain demo. Jadi saya menghimbau, kalau persoalan IMB, selesaikan IMB-nya, kalau ada persoalan hukum seperti Yasmin, apakah ada perbedaan interpretasi mengenai keputusan hukum, silakan dibawa lagi ke ranah hukum, jangan persoalan-persoalan itu dibawa ke ranah politik, kita khawatir ini akan menimbulkan kesalahpahaman terhadap penganut agama, ujung-ujungnya bisa jelek,” himbaunya.
Tidak Perlu Dibesarkan
Menurut data dari Kementerian Agama, pertumbuhan rumah ibadah pada tahun 1997-2004, seperti Masjid hanya 64 persen, Gereja 165 persen, Hindu lebih dari 300 persen, Budha lebih dari 400 persen.
Karenanya, menurut Suryadharma, persoalan rumah ibadah tidak perlu dibesar-besarkan.
“Jadi intinya tidak ada masalah, yang membesar-besarkan masalah kan kita-kita juga dan dibesarkannya tidak seimbang. Jadi saya minta bantuan teman-teman wartawan untuk menempatkan ini secara proporsional, karena kalau diungkap-ungkap terus seakan-akan ada masalah besar padahal tidak ada, ini bukan masalah agama kok, ini masalahnya panitia pembangunan Gereja dengan Pemda,” tegasnya. (salam-online). Sumber: hidayatullah.com