Sinetron ‘Ustad Fotocopy’ Kena Semprit Pemirsa, Dinilai Mempermainkan Asma Allah
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ini, lagi-lagi cerita tentang mengolok-olok Islam pada tayangan televisi. Kali ini sinetron di SCTV berjudul ‘UstadFotocopy’ yang kena semprit pemirsa.
Aksi Haji Jamal yang diperankan Ramdhani Qubil AJ di sinetron ini dinilai lebay, sangat tak layak, sehingga ditentang pemirsa televisi.
Dalam sinetron produksi Screenplay Production itu, Haji Jamal dinilai telah melecehkan Islam, karena mempermainkan ucapan istiqhfar dan kerap membawa-bawa nama (Asma) Allah seraya melakukan tindakan zalim dan perilaku buruk. Sangat tidak pantas!
Kendati telah meresahkan masyarakat, di sisi lain, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) belum mengambil tindakan tegas terhadap tayangan stasiun televisi SCTV itu. Toh warga (pemirsa) sudah mengajukan protes!
Hingga saat ini, setidaknya KPI telah menerima dua aduan masyarakat terkait aksi Haji Jamal itu. Pada tanggal 19 Desember 2012, seorang warga bernama Syahrul telah melaporkan adanya pelecehan itu di pojok aduan situs resmi KPI.
“Mohon untuk sinetron ‘Ustad Fotocopy’, agar jangan menggunakan nama-nama Allah untuk mengumpat/marah-marah, karena nama Allah tidak boleh untuk main-main/digunakan secara sembarangan. Hal itu juga akan mempengaruhi persepsi masyarakat awam yang tidak tahu bagaimana nama-nama Allah tersebut digunakan secara seharusnya,” tulis Syahrul.
Jumat, 18 Januari 2013, Iqbal, warga Banten juga memprotes keras aksi Haji Jamal di sinetron Ustad Fotocopy.
“H. Jamal/Qubil AJ sering mengucapkan kalimat ‘Astaghfirullah al-‘Azhim ya Allah yaa Kariim’. Ini sangat mengganggu, karena mengucapkannya sambil berbuat zalim, misalkan sambil meledek orang miskin, sambil mukul orang dan perbuatan buruk lainnya. Dan ini dilakukan hampir setiap hari. Apalagi banyak ditonton anak-anak. Nama Allah kok disebut ketika sedang berbuat tercela. Ini dikhawatirkan akan mencampurkan yang hak dan yang batil, sangat tidak baik untuk ditayangkan,” tulis Iqbal.
Tak hanya diadukan ke KPI, sejumlah warga juga langsung memprotes tayangan itu dengan menulis komentar di situs resmi SCTV.
Masmu Azizul Rahman, Trunojoyo University, menulis: “Mengapa tiap ngumpat/marah-marah mesti bawa nama-nama Tuhan…? Dialog yang haji tiga kali tuh (Haji Jamal) ‘Ya Allah ya kariimmmm, ya Tuhan la haula wala quwwata illa billah…bla bla bla bla…’ Dari dialog tersebut kok seakan-akan nama Tuhan (Asma Allah, red) dijadikan ‘awalan’ tiap mau mengumpat atau marah-marah.”
KPI sebagai “polisi”-nya lembaga penyiaran harus segera merespon pengaduan ini dan seyogianya lebih tegas lagi dalam memberlakukan aturan main yang menyangkut pelecehan dan penistaan terhadap sebuah keyakinan (Islam) yang terus-terusan jadi bahan olok-olokan dan permainan.
Sampai kapan negeri mayoritas Muslim ini tayangan-tayangan televisinya justru tak habis-habisnya mengolok-olok, mempermainkan dan melecehkan keyakinan mayoritas pemeluknya sendiri? (salam-online)–sumber: itoday