JAKARTA (SALAM-ONLINE): Urgensi keberadaan kelompok anti teror Detasemen Khusus (Densus 88) dinilai sudah tidak relevan lagi dengan kondisi di Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin Indonesia, Irfan S. Awwas.
“Densus 88 membuat umat Islam merasakan adanya pelestarian diskriminasi,” kata Irfan di Jakarta, Ahad (3/3/2013).
Irfan menilai kecerobohan Densus 88 dalam menangani kasus pun telah mengambil banyak korban. Dia mengatakan kelompok anti teror Indonesia ini telah banyak melakukan salah tangkap.
“Ini membuat umat Islam marah,” ujar Irfan. Untuk itu, ia sekali lagi menegaskan sangat setuju dan mendukung pembubaran Densus 88.
Irfan menambahkan, sebetulnya sudah sejak lama Majelis Mujahidin Indonesia menuntut pembubaran Densus 88. Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsudin bersama berbagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam juga meminta dibubarkannya Densus 88.
“Kami sepakat Densus 88 harus dievaluasi bila perlu dibubarkan. Diganti lembaga dengan menggunakan pendekatan baru bersama-sama untuk memberantas terorisme,” ujarnya. (ROL)