JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ustadz Abu Bakar Ba’asyir menulis surat terbuka untuk Presiden Suriah, Basyar Al-Asad. Isi surat tersebut mengutuk kekejaman Basyar yang membunuh umat Islam di Suriah.
“Anda (Basyar Al-Asad) hancurkan masjid-masjid dan berbagai perilaku kejam yang hingga kini masih berlangsung. Realita itu semakin memperkuat, bahwa Anda bukanlah Muslim dan kami mengutuk kekejaman yang Anda lakukan,” kata Ba’asyir dalam keterangan tertulis yang dikirimkan melalui JAT Media Center (JMC) di Jakarta, Kamis (4/7/2013).
Juru bicara JAT, Son Hadi mengatakan, surat tersebut sudah diserahkan ke Kedutaan Besar Republik Arab Suriah di Jalan Karang Asem 1, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (3/7/2013).
Ustadz Ba’asyir menilai, bagi umat Islam ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari revolusi Islam Suriah. Pertama, selain permusuhan kufar Syiah internasional yang harus dilawan, kini terbongkarlah pencitraan mereka yang menjadikan kepedulian terhadap Palestina dan Al-Aqsha sebagai topeng.
Di sisi lain, menurutnya, sikap diktator pemerintah thaghut Suriah sejak zaman Hafez Assd, lalu diteruskan Basyar sebagai penerus berikutnya. Ia mengatakan kediktatoran itu, meski dia seorang Sunni dan berada di negeri Sunni sekalipun, maka umat Islam wajib menggulingkannya melalui revolusi Islam dan menggantinya dengan Daulah Islamiyah.
“Kami ingatkan wahai Bashar, di antara kesalahan terbesar Anda adalah tetap memelihara konflik ini terus berlangsung, karena memperturutkan hawa nafsu mempertahankan kekuasaan,” ujarnya.
Kata Ustadz Ba’asyir, umat Islam yang mengerti realitas revolusi Islam di Suriah menyadari peperangan yang dilancarkan Mujahidin di sana menghadapi musuh yang berbilang; dari mulai tentara rezim lalu milisi kafir pengikut Syiah Hizbusysyaithan, dibantu Iran, Irak serta negara komunis Rusia dan Cina.
Menurutnya, suatu saat setelah Basyar tumbang, maka Amerika dan Zionis “Israel” akan menjadi sasaran (target) Mujahidin berikutnya untuk membebaskan Al-Aqsha. Ba’asyir mempersilakan negara-negara Syiah mengirimkan tentaranya, karena umat Islam dari penjuru dunia, dari Timur Tengah sendiri, maupun dari benua Amerika, Eropa, Australia bahkan dari Cina, datang berbondong-bondong berjihad di Suriah.
“Akhirnya, Suriah menjadi Universitas Tarbiyah Jihadiyah yang dinantikan umat Islam, dimana secara teori maupun praktik fiqih jihad bisa mereka dapatkan dan kembangkan dalam laboratorium jabhah, sebagaimana di Afghanistan dahulu,” tegasnya.
Ia menegaskan akan terus mendukung para Mujahidin yang berjihad di Suriah. Ba’asyir juga menyerukan kepada kaum Muslimin yang memiliki kemampuan untuk berjihad bersama Mujahidin Suriah.
Ustadz Ba’asyir membenarkan sikap ulama yang telah menggelar muktamar di Kairo Mesir beberapa waktu lalu. Muktamar itu salah satunya menghasilkan resolusi yaitu memfatwakan wajibnya berjihad ke Suriah untuk melawan Basyar dan para pendukungnya.
Saat ini Ustadz Ba’asyir ditahan di sel Super Maximum Security Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap. Ustadz Ba’asyir divonis 15 tahun penjara dengan dakwaaan yang dikaitkan dengan pelatihan”terorisme” di Aceh. (ROL)
salam-online