Ribuan Massa Ikuti Aksi Solidaritas untuk Rakyat Mesir di Bundaran HI Jakarta
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Setelah Jumat dan Ahad kemarin demo digelar di ibu kota dan berbagai daerah di Indonesia, aksi solidaritas itu pun berlanjut. Puluhan ribu massa yang tergabung dalam Komite Nasional untuk Kemanusiaan dan Demokrasi Mesir menggelar aksi solidaritas untuk rakyat negeri piramida itu di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2013) siang.
Ketua KNRP Suripto, Ketua Fraksi PKS DPR RI Hidayat Nur Wahid, Ketua Komisi I DPR RI Mahfuz Sidik, Sekjen MIUMI Ustadz Bachtiar Natsir dan penyanyi Opick, adalah di antara tokoh yang hadir dan menyampaikan orasinya dalam unjuk rasa ini.
Para orator mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil sikap tegas dengan menekan rezim militer di Mesir supaya menghentikan aksi kekerasan dan pembantaian terhadap rakyat pendukung Presiden Mursi.
Aksi massa ini berjalan tertib dan berlanjut long march menuju Kedubes Mesir di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Di depan Kedubes Mesir para tokoh di atas mendesak rezim teroris Mesir untuk menghentikan aksi biadabnya terhadap rakyat yang menggelar demo damai memprotes kudeta atas Mursi yang terpilih sebagai presiden secara demokratis tahun lalu.
Dalam aksi solidaritas ini, kotak-kotak amal pun diedarkan. Dananya akan disalurkan untuk membantu rakyat Mesir yang mengalami tindak kekerasan biadab dari pasukan keamanan rezim teroris di negeri Islam itu.
Menurut data Sinai Mesir yang concern mencermati kondisi negara ini, sekitar 6.000 jiwa gugur dan 15.000-an mengalami luka-luka, dalam aksi kekerasan biadab yang dilakukan pasukan keamanan rezim teroris pimpinan Jenderal Abdel Fattah Al Sisi itu.
Mesir, negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia atas desakan Ikhwanul Muslimin (IM), ternyata gagal menjalankan agenda revolusi, ketika 3 Juli 2013 lalu militernya menggulingkan pemerintahan Mohammad Mursi yang terpilih secara demokratis sebagai presiden pada tahun lalu.
Tidak partai Islam FIS di Aljazair, tidak pula Hamas di Palestina, dan bahkan tidak juga di Mesir, kemenangan Ikhwanul Muslimin dalam pemilu dan pilpres lewat Partai Kebebasan & Keadilan, sama saja, juga dianulir lewat tangan-tangan kotor yang didukung Zionis dan Amerika, yang tak rela mengakui kemenangan parta-partai Islam itu.
Semoga perangkap, jebakan dan tipuan demokrasi itu, lebih menyadarkan kita untuk hanya meyakini Islam saja sebagai satu-satunya sistem dan tatanan dalam mengatur kehidupan di muka bumi ini. (salam-online)
Foto-foto: fq-Islampos.com & Bumisyam.com