Bangsa Indonesia tak punya penguasa dan pemimpin panutan yang mengarahkan umat kepada jalan lurus yang diridhai Allah. Maka umat Islam harus meneladani ulama khair.
Hal itu diungkapkan Ustadz Abu Rusydan dalam acara kajian dan bedah buku “Potret Ulama: Antara yang Konsisten dengan Penjilat,” di Masjid Baitul Makmur Solo Baru Sukoharjo, Ahad (19/2/2012).
Menurutnya, kondisi umat Islam saat ini, khususnya di Indonesia sangat memprihatinkan karena tidak punya penguasa dan pemimpin yang bisa dijadikan panutan yang mengarahkan umat kepada jalan lurus yang diridhai Allah SWT. Para penguasa dan pemimpin yang ada saat ini malah menggiring umat ke jalan kesesatan.
Dengan kondisi seperti itu, jelas Abu Rusydan, maka umat harus menjadikan ulama yang benar dan lurus sebagai uswah dan panutan dalam menjalani kehidupan di dunia ini. “Jika umat Islam sekarang ini khususnya di Indonesia tidak ada pemimpin yang bisa dijadikan panutan. Maka peran ulama yang lurus begitu penting untuk mengarahkan umat kepada jalan yang lurus menuju keridhaan Allah,” ujarnya di hadapan lima ratusan jamaah yang hadir.
Karenanya, Abu Rusydan mengingatkan umat khususnya para aktivis Islam agar pandai-pandai membedakan tiga kriteria ulama: ulama ummah, ulama millah dan ulama sulthon. Ia menyayangkan kekaburan pengertian dan pemahaman masyarakat pada umum terhadap makna ulama. Umumnya, asal seorang itu pintar dan pandai berbicara, langsung dicap sebagai seorang ulama. Padahal ulama selain dibedakan antara ulama suu’ dan ulama khair. “Umat harus bisa mengetahui ciri-ciri dan mengenal pengertian antara ulama ummah, ulama millah dan ulama sulthon, sehingga kita bisa bersikap kepada mereka, menimba ilmu dari mereka serta meminta fatwa dari mereka,” papar ustadz yang sekarang berdomisili di Kudus ini.
Untuk bisa mengenali tiga kriteria ulama tersebut, Abu Rusydan mengimbau agar umat Islam membaca buku “Potret Ulama: Antara yang Konsisten dengan Penjilat.”
Narasumber kedua dalam kajian dan bedah buku itu adalah Ustadz Dr Muinudinillah Bashri MA, dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS Solo) yang juga Direktur Umum Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Ibnu ‘Abbas Klaten Jawa Tengah dan ketua FUJAMAS (Forum Ukhuwah Jama’ah Masjid Surakarta). Acara semakin lengkap dengan hadirnya tamu spesial, Syaikh Ghoyats Abdul Baaqi, ulama asal Suriah yang sehari sebelumnya, Jum’at (17/2/2012) mengadakan acara Munashoroh untuk Suriah di depan GOR UMS Solo.
Syaikh Ghoyats membeberkan informasi terkini yang terjadi di Suriah. Ia juga memaparkan fakta-fakta kebengisan Rezim Nushairiyah (Syi’ah) Bashar Assad dalam membantai kaum muslim sejak Maret 2011 M. Sampai saat ini sudah puluhan ribu orang menjadi korban kejahatan rezin Syi’ah, baik dari laki-laki, wanita, anak-anak maupun orang tua. [taz/bekti sejati, kru fai]