Saat ‘Israel’ Kembali Serang Al Aqsha Seakan Itu Hal yang Biasa…
SALAM-ONLINE: Lagi, saat “Israel” kembali menyerang kawasan Al Aqsha, seakan itu hal yang biasa, seolah tak terjadi apa-apa.
Di bawah mata dan kepala bangsa Arab, di tengah situasi Mesir dan Suriah dilanda konflik hebat, “Israel” justru menyerang Masjid Al-Aqsha setelah shalat Jum’at selesai dengan tembakan gas air mata dan penahanan beberapa orang Palestina, demikian OnIslam melansir, Sabtu (7/9).
“Angkatan bersenjata ‘Israel’ menembakkan gas air mata ke Masjid Qebli, menyebabkan jamaah sesak nafas akibat gas tersebut,” kata Syaikh Najeh Bakirat Geh Bukairat, kepala masjid kepada Anadolu Agency (AA) pada Jum’at (6/9).
Setelah shalat Jum’at selesai tentara “Israel” merangsek ke dalam gerbang Silsila dan Al-Maghariba di sebelah Barat Masjid Al-Aqsha yang merupakan kiblat pertama umat Islam.
Tentara “Israel” melempar gas air mata dan granat untuk membubarkan jamaah shalat Jum’at dan merangsek ke dalam Masjid Qebli, dimana para pemuda Palestina melempari tentara “Israel” dengan batu.
Najeh mengatakan, kerusuhan tersebut meluas sampai ke kota tua Yerusalem. Agence France Presse (AFP) melaporkan, “Israel” menahan sedikitnya 15 pemuda Palestina.
Kerusuhan ini terjadi setelah pemukiman baru Yahudi dibangun dan mendesak wilayah Al-Quds, tempat suci Umat Islam pada Rabu (4/9) sebelumnya tepat saat perayaan Tahun Baru Yahudi.
Karena itu, sejumlah tokoh Palestina menyeru kepada para pemuda untuk melakukan aksi protes setelah shalat Jum’at yang mereka sebut sebegai “hari mobilisasi”.
Peristiwa ini juga sebagai lanjutan dari insiden setelah peringatan Isra’ Mi’raj. Yahudi mengklain bahwa Kuil Nabi Sulaiman ‘alaihisalam ada persis di bawah Masjid Al-Aqsha. Dan kaum Yahudi ingin merobohkan Al-Aqsha untuk membangun kembali Kuil itu di tempat berdirinya Masjid Al-Aqsha saat ini.
Komplek Masjid Al-Aqsha merupakan tanah Waqaf umat Islam dan tidak bisa dipindah tangankan ke mana pun. Sejauh ini, walaupun Yahudi menjajah Kota Yerusalem dimana terletak Masjid Al-Aqsha, namun orang Yahudi hanya bisa memasuki pelataran Masjid Al-Aqsha dari satu gerbang, yaitu Gerbang Al-Maghribi dimana sehari-hari terdapat polisi “Israel” yang mengawasi pengunjung.
Peristiwa penyerangan Al-Aqsha terakhir kemarin telah menyebabkan kecaman dari Menteri Luar Negeri Turki.
“Kami menyerukan kepada ‘Israel’ untuk menghentikan agresi saat ini juga dan memberikan kebebasan kepada kaum Muslimin untuk beribadah dan menghormati kesucian Masjid Al-Aqsha,” demikian pernyataan Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu di St. Petersburg di sela-sela pertemuan G20.
Dovutoglu juga menuduh pihak militer “Israel” melakukan tindakan tidak proporsional dan melukai kaum Muslimin yang sedang beribadah di Masjid.
Ia menyebut “Israel” telah melakukan hal yang tidak bisa diterima dan mengganggu kebebasan beragama seta menodai kesakralan Masjid Al-Aqsha. Serangan ini bukanlah pertama kalinya dilakukan ke dalam komplek Masjid Al-Aqsha.
Sudah sering kali “Israel” menodai kesucian Masjid Al-Aqsha. Maret 2013 lalu, tentara “Israel” menendang dan menginjak-injak Kitab Suci Al-Qur’an setelah menyerang sekelompok gadis Palestina yang sedang mengaji di halaman Masjid Al-Aqsha. Terntara “Israel” tersebut melarang para pemuda-pemudi Palestina untuk berkumpul dan mengaji di halaman masjid. Liga Arab mengutuk kejadian ini.
Pada awal Januari tahun ini, Jeremy Gimpel, anggota ekstremis kanan Partai Habayit Hayehudi (Tanah Air Yahudi) menyerang dan menyerukan pembakaran Masjid Al-Aqsha.
“Israel” menjajah Yerusalem Timur yang ada di dalamnya Majid Al-Aqsha pada Perang Arab-“Israel” tahun 1967, termasuk juga menduduki Gaza, Tepi Barat Sungai Yordan yang semula masuk wilayah Yordania serta Dataran Tinggi Golan yang semula masuk dalam wilayah Suriah.
Sejak saat itu “Israel” terus menerus mengusir penduduk Palestina, menghancurkan rumah mereka dan membangun pemukiman Yahudi di atasnya. Komunitas Internasional termasuk PBB sudah kerap mengeluarkan resolusi agar “Israel” menghentikan perluasan pemukiman di atas tanah Palestina, namun sang Zionis ini tidak mengindahkan resolusi PBB tersebut.
Dan, sampai detik ini dunia internasional tidak mampu berbuat apa-apa terhadap kebiadaban dan pelanggaran kemanusiaan yang dipertontonkan oleh “Israel”. (Abu Akmal/salam-online)