Waspadai Perang Pemikiran (Ghazwul Fikri)
Sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits:
“Beberapa kelompok manusia akan memperebutkan kalian seperti halnya orang-orang rakus yang memperebutkan hidangan.”
Seorang sahabat bertanya, “Apakah karena kami waktu itu sedikit, ya Rasulullah?”
Jawab Rasul, “Tidak! Bahkan waktu itu jumlah kalian sangat banyak. Akan tetapi kalian waktu itu seperti buih di lautan. Dan sungguh, rasa takut dan gentar telah hilang dari dada musuh kalian. Dan bercokollah dalam dada kalian penyakit wahn.”
Kemudian sahabat bertanya, “Apakah yang dimaksud dengan penyakit wahn itu ya Rasulullah?”
Jawab beliau, “Cinta dunia dan benci mati.”
Kita bisa membayangkan bagaimana nasib seonggok makanan yang menjadi sasaran rebutan dari orang-orang kelaparan yang rakus. Tentu saja dalam sekejap mata makanan yang tadinya begitu menarik menjadi hancur berantakan tak berbekas, lumat ditelan para pemangsanya.
Demikian pula dengan kondisi umat Islam saat ini. Umat Islam menjadi bahan rebutan dari sekian banyak kepentingan yang apabila kita kaji lebih jauh ternyata tujuan akhirnya adalah sama, kehancuran umat Islam!
Banyak pihak yang memusuhi kaum Muslimin. Allah memberikan informasi kepada kita siapa saja musuh-musuh kaum Muslimin. Ada beberapa kelompok besar manusia yang dalam perjalanan sejarah selalu mengibarkan bendera permusuhan dan perang terhadap kaum Muslimin. Adapun kelompok-kelompok tersebut adalah:
1. Orang-Orang Yahudi dan Nasrani
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela terhadap kalian, sehingga kalian mengikuti jejak mereka…,” (Al-Baqarah: 120).
2. Orang-orang Musyrik
“Sesungguhnya telah kalian dapati orang-orang yang paling besar permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik….” (Al-Maidah: 82).
3. Orang-orang Munafik
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: ‘Kami mengakui, bahwa kamu benar-benar Rasulullah.’ Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya’, dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta,” (Al Munafiqun: 1).
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan melarang yang ma’ruf dan menggenggam tangannya (kikir). Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafiq itulah orang-orang yang fasik,” (At-Taubah: 67).
Meskipun mereka (musuh-musuh Islam) itu nampaknya berbeda, tetapi sesungguhnya di dalam memerangi kaum Muslimin mereka bersatu padu melakukan konspirasi (persekongkolan) yang berskala Internasional. Mereka berusaha tanpa kenal lelah dan putus asa.
“Dan tiada henti-hentinya mereka selalu memerangi kalian sehingga kalian murtad dari Din kalian, jika mereka mampu…,” (Al-Baqarah: 217).
Ada dua jenis peperangan yang selalu mereka lancarkan terhadap ummat Islam, yaitu perang secara fisik (militer) dan perang secara non fisik (pemikiran), yang lebih dikenal dengan istilah ghazwul fikri.
Metode Jitu
Ketika cahaya Islam mulai menyebar luas meliputi wilayah Persi, Syria, Palestina, Mesir dan menyeberang daratan Eropa sampai Spanyol, maka kaum Salibis, Yahudi dan orang-orang Paganis segera membendung laju kebenaran Islam. Mereka khawatir kalau cahaya Islam akan menerangi seluruh belahan dunia. Maka kemudian digelarlah peperangan yang panjang yang kita kenal dengan nama perang Salib.
Selama perang salib yang berlangsung delapan periode itu, tak sekalipun umat Islam dapat dikalahkan. Mereka berpikir keras bagaimana cara mengalahkan umat Islam. Setelah melalui pemikiran yang panjang akhirnya mereka mengambil kesimpulan sebagaimana dikemukakan oleh Gladstone, salah seorang perdana menteri Inggris, “Selama Al-Qur’an ini ada di tangan umat Islam, tidak mungkin Eropa akan menguasai dunia Timur.”
Mereka selanjutnya menyusun langkah-langkah untuk menjauhkan umat Islam dari ajarannya. Dengan metode yang sistematis mereka memulai melancarkan serangan pemikiran yang berujud program-program yang dikemas dengan menarik. Tanpa disadari, umat Islam sudah mengikuti mereka bahkan menjadi pendukung program-program yang mereka adakan. Di samping tipu daya yang berbentuk perang pemikiran, perusakan akhlak, sekulerisasi sistem pendidikan serta penjajahan di negeri-negeri Muslim yang telah dikuasai, mereka juga mengeruk seluruh kekayaan kaum Muslimin. Hal itu berhasil mereka lakukan setelah melalui perjalanan panjang.
Dibandingkan dengan perang fisik atau militer, maka perang pemikiran atau ghazwul fikri ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1. Dana yang dibutuhkan tidak sebesar dana yang diperlukan untuk perang fisik.
2. Sasaran tidak terbatas.
3. Serangannnya dapat mengenai siapa saja, di mana saja dan kapan saja.
4. Tidak ada korban dari pihak penyerang.
5. Sasaran yang diserang tidak merasakan bahwa sesungguhnya dirinya dalam kondisi diserang.
6. Dampak yang dihasilkan sangat fatal dan berjangka panjang.
7. Efektif dan efisien.
Sasaran Perang Pemikiran
Yang menjadi sasaran perang pemikiran adalah pola pikir dan akhlak. Apabila seseorang sering menerima pola pikir sekuler, maka iapun akan berpikir ala sekuler. Jika seseorang sering dicekoki paham komunis, materialis, fasis, marxis, liberalis, kapitalis atau yang lainnya, maka merekapun akan berpikir dari sudut pandang paham tersebut.
Sementara itu dalam hal akhlak, boleh jadi pada awalnya seseorang menolak terhadap suatu tata cara kehidupan tertentu, namun karena tiap kali ia selalu mengonsumsi tata cara tersebut, maka lama kelamaan akan timbul perubahan dalam dirinya.
Yang semula menolak, akan berubah menjadi menerima. Dari yang sekadar menerima itu akan berubah menjadi suka. Selanjutnya akan timbul dalam dirinya tata sikap yang sama persis dengan mereka. Bahkan pada akhirnya ia akan menjadi pendukung setia tata hidup jahiliyah tersebut. Seperti contoh dalam kehidupan sehari-hari adanya pergaulan bebas antara wanita dan pria yang bukan mahramnya.
Demikianlah bahaya perang pemikiran. Ia akan menyeret seseorang ke dalam jurang kesesatan dan kekafiran tanpa terasa. Ibaratnya seutas rambut yang dicelupkan ke dalam adonan roti, kemudian ditarik dari adonan tersebut. Tak akan ada sedikitpun adonan roti yang menempel pada rambut. Rambut itu keluar dari adonan dengan halus sekali tanpa terasa. Demikianlah, seseorang hanya tahu bahwa ternyata dirinya sudah berada dalam kesesatan, tanpa terasa!
Dengan berbagai media musuh-musuh Islam melancarkan program-program yang bertujuan merusak akhlak generasi Muslim. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai yang tua renta sekalipun. Di antara bentuk perusakan itu adalah lewat majalah-majalah, televisi, serta musik. Dalam media-media tersebut selalu saja disuguhkan penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola hidupnya jelas-jelas jauh dari nilai-nilai Islam. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan ucapan-ucapan yang mereka lontarkan.Dengan cara itu, mereka telah berhasil membuat idola-idola baru yang gaya hidupnya jauh dari adab Islam. Hasilnya betul-betul luar biasa, banyak generasi muda kita yang tergiur dan mengidolakan mereka. Na’udzubillahi min dzalik!
Dengan memanfaatkan media-media tersebut di atas, mereka juga sengaja menyajikan berita yang tidak jelas kebenarannya, terutama yang berkenaan dengan kaum Muslimin. Seringkali mereka memojokkan posisi kaum Muslimin tanpa alasan yang jelas. Mereka selalu memakai kata-kata teroris, fundamentalis, dan lainnya untuk mengatakan para pejuang kaum Muslimin yang gigih mempertahankan kemerdekaan negeri mereka dari penguasaan penjajah yang zalim dan melampui batas. Sementara itu di sisi lain mereka mendiamkan setiap aksi para perusak, penindas, serta penjajah yang sejalan dengan mereka; seperti Israel, Ateis Rusia, Fundamentalis Hindu India, Serbia, dan lainnya. Apa-apa yang sampai kepada kaum Muslimin di negeri-negeri lain adalah sesuatu yang benar-benar jauh dari realitas. Bahkan, sengaja diputarbalikkan dari kenyataan yang sesungguhnya.
Hampir di seluruh negeri Muslim telah berdiri model pendidikan sekolah yang lepas dari nilai-nilai Islam. Mereka sengaja memisahkan antara Islam dengan ilmu pengetahuan di sekolah. Maka, muncullah generasi-generasi terdidik yang jauh dari Islam. Sekolah macam inilah yang mereka dirikan di bumi Islam pada masa penjajahan (imperialisme), untuk menghancurkan Islam dari dalam tubuhnya sendiri.
4. Pemurtadan
Ini adalah program yang paling jelas kita saksikan. Secara terang-terangan orang-orang non-Muslim menawarkan “bantuan” ekonomi; mulai dari bahan makanan, rumah, jabatan, sekolah, dan lainnya untuk menggoyahkan iman orang-orang Islam.
Bermain Tipu Muslihat
Pastor Takly berkata: “Kita harus mendorong pembangunan sekolah-sekolah ala Barat yang sekuler. Karena ternyata banyak orang Islam yang goyah akidahnya dengan Islam dan Al-Qur’an setelah mempelajari buku-buku pelajaran Barat dan belajar bahasa asing.”
Samuel Zwemer dalam konferensi Al-Quds untuk para pastor pada tahun 1935 mengatakan: “Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari keyakinannya menjadi pemeluk keyakinan kalian. Akan tetapi menjauhkan mereka dari Islam (Al-Qur’an dan Sunnah) sehingga mereka menjadi orang-orang yang putus hubungan dengan Tuhannya dan sesamanya (saling bermusuhan), menjadi terpecah-belah dan jauh dari persatuan. Dengan demikian kalian telah menyiapkan generasi-generasi baru yang akan memenangkan kalian dan menindas kaum mereka sendiri sesuai dengan tujuan kalian.”
Jadi, Berhati-hatilah!
Begitu banyak perang pemikiran, seharusnya tak membuat kita lengah. Banyak-banyaklah kita menambah wawasan dan keilmuan tentang Islam, karena mereka sendiri juga menyerang dari segi ilmu Islam dengan pengertian mereka sendiri. Jangan pedulikan anggapan dan pemikiran fiktif mereka. Pemikiran mereka sebenarnya adalah pemikiran yang lemah dan tak berarti apa-apa jika landasan iman dan pengetahuan kita tentang Islam telah kuat. Karena sesungguhnya akal manusia selamanya tak akan mungkin mampu mengalahkan wahyu yang datang dari Tuhan semesta alam, yakni Allah subhanahu wa ta’ala.
Wallahu a’lam bish showab.