SALAM-ONLINE: Mantan Perdana Menteri Zionis ‘Israel’, si penjagal umat Islam Palestina, Ariel Sharon, akhirnya mati pada usia 85 tahun setelah tersiksa, sekarat dan membusuk selama delapan tahun.
Sharon mengalami serangan stroke pada 2005 dan 2006 di tengah puncak kekuasaan politiknya. Sejak serangan itu ia berada dalam keadaan koma.
Kondisinya belakangan dinyatakan sangat kritis sebelum nyawanya dicabut pada Sabtu (11/1/2014).
Tukang jagal warga Palestina itu dirawat di Pusat Medis Sheba di luar kota Tel Aviv.
Pada Kamis lalu, tim dokter yang merawat pembantai biadab itu mengatakan bahwa kondisinya memburuk setelah sejumlah organ penting gagal berfungsi.
Mantan jenderal dan tokoh sayap kanan yang bengis ini menjabat sebagai perdana menteri ‘Israel’ pada 2001.
Bagi kebanyakan orang Yahudi ‘Israel’, Sharon adalah seorang ‘ksatria’ yang memimpin perang pada 1967 dan 1973 melawan bangsa Palestina. Tetapi bagi umat Islam dan dunia, dia adalah pembantai, penjagal dan pembunuh keji. Dialah yang mengomando dan bahkan melakukan langsung pembantaian terhadap umat Islam Palestina di pengungsian Sabra dan Shatila di Lebanon.
Sebanyak 2.000 pengungsi warga Palestina di kamp Sabra dan Shatila, Lebanon, dibantai oleh kelompok milisi di bawah komando Menteri Pertahanan ‘Israel’ (saat itu), Jenderal Ariel Sharon.
Dalam pembantaian itu, Sharon menggunakan bermacam cara untuk mengakhiri hidup warga Palestina di kamp pengungsian.
Dari penyelidikan tim independen, diketahui Sharon memerintahkan pembunuhan, penyembelihan, penindasan dan cara sadis lainnya. Mulai dari anak-anak, wanita, remaja hingga orang tua dibunuh secara keji dan membabi buta.
Inilah di antara kebiadaban Ariel Sharon saat pembantaian di Kamp Sabra dan Shatila:
1. Sharon mengambil seorang bayi dari ibunya dan dilempar ke dinding.
2. Seorang anak perempuan berusia 10 tahun digorok dengan kejam dan matanya diambil.
3. Sekumpulan keluarga, disuruh berbaris di depan rumah dan ditembak.
4. Wanita hamil, digorok dengan kaki terbuka luas, dan mengiris perut wanita hamil tersebut, kemudian ia meninggalkan perempuan itu hingga menemui ajal bersama kandungannya.
Namun, di masa tuanya, Ariel Sharon kini tak ubahnya mayat hidup.
Di dunia, Sharon, meski tak pernah menghadapi pengadilan dunia atas kejahatannya, namun selama kurang lebih 8 tahun, ia telah mengalami siksaan dunia. Membusuk tapi tak mati.
Maka, sang jagal ini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Hakim Yang Paling Adil. Alaisallaahu bi-ah kamil haakimiin. Ia akan dibenamkan ke bumi, Senin (13/1) petang di kawasan peternakannya, daerah jajahan ‘Israel’ di bagian selatan. Hidup Sharon berakhir di rumah sakit di dekat Tel Aviv, Sabtu (11/1/2014) setelah delapan tahun koma, demikian kantor berita AFP melaporkan.