Ulama Suriah: ‘Pemilu, Akal-akalan Asad untuk Langgengkan Kekuasaan’
ISTANBUL (SALAM-ONLINE): Rezim Suriah akan menggelar Pemilu Presiden pada 3 Juni 2014. Langkah Basyar Asad ini menimbulkan penolakan dari para Ulama.
Anggota Majelis Islam Suriah, Syaikh Musthafa Rahhal memberikan analisisnya terkait Pemilu Suriah. Menurutnya, rezim Basyar Asad akan melakukan sandiwara agar pemilu Suriah terlihat demokratis. Caranya adalah dengan memunculkan nama-nama calon presiden alternatif. Padahal capres-capres tersebut tetap orang-orang di lingkaran kekuasaan Partai Baath yang seolah-olah anti Basyar.
“Kami melihat Pemilu ini adalah sandiwara dari Basyar untuk melanggengkan kekuasaannya,” ujar Syaikh Musthafa Rahhal kepada tim Jurnalis Islam Bersatu (JITU) di Turki, belum lama ini.
Alumnus Damascus University ini menilai, dengan dilaksanakannya Pemilu itu, Basyar ingin meraih simpati internasional.
“Dia ingin mengatakan kepada dunia bahwa dia masih bisa mengendalikan Suriah,” ujar Syaikh Rahhal yang juga terkenal sebagai da’i di Suriah ini.
Para peserta pemilu, kata Syaikh Rahhal, hanyalah 25% wilayah Suriah yang masih dikuasai rezim. “Sebab 75 % sudah dikuasai kaum Muslimin,” ujarnya.
Sementara masyarakat yang masih berada dalam pendudukan rezim Basyar, akan dipaksa untuk mengikuti pemilu. “Mereka memilih (dipaksa ikut pemilu) di bawah todongan senjata dan dengan darah,” tandasnya.
Syaikh Rahhal mengatakan para Ulama Suriah sepakat untuk memboikot Pemilu. Pesta demokrasi ini dinilai tidak berguna karena masyarakat lebih memilih Islam.
“Sekarang Syariat Islam (di wilayah yang sudah dibebaskan) sudah tegak, buat apalagi kita mengikuti Pemilu,” tegasnya.
Hal senada juga dikatakan Ketua Rabithah Ulama Syam sekaligus Ketua Majelis Islam Suriah, Syaikh Dr Osamah Abdulkareem Ar-Rifa’i.
Syaikh Osamah menegaskan, sejatinya Pemilu Suriah 3 Juni nanti adalah kebohongan dan permainan. Pemilu ini, menurutnya, hanyalah akal-akalan Basyar Asad untuk melanggengkan kekuasaannya.
“Kami mengetahui hal itu sejak dulu ketika masa bapaknya Hafez Asad. Ketika mereka mengadakan pemilu, maka hasilnya selalu 99.9 % suara milik rezim Asad. Sudah menjadi rahasia umum ini adalah permainan mereka,” tukasnya. (Pz/JITU)