Di Inggris, Pelajar dan Mahasiswa Muslim Jadi Sasaran Islamofobia
SALAM-ONLINE: Serikat guru Inggris dan kelompok anti-rasisme telah memperingatkan bahwa munculnya sentimen anti-Islam di kampus dan sekolah-sekolah akan menumbuhkan suasana “ketidakpastian dan ketakutan” di kalangan pelajar dan mahasiswa Muslim, di tengah kegagalan pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
“Kami melihat insiden yang mengarah rasial dan intimidasi terhadap anak-anak Muslim di sekolah-sekolah,” Fiyaz Mughal, chief executive dari MAMA Tell, mengatakan kepada Independent seperti dikutip Onislam.net, Sabtu (24/1).
Ejekan sebagai “teroris dan “imigran”, berakibat pelajar dan mahasiswa Muslim mengalami peningkatan yang signifikan dalam serangan verbal dan fisik di sekolah-sekolah Inggris.
Di antara insiden anti-Islam, seorang mahasiswa Muslim di Oxfordshire dihadapkan pada sesama siswa yang menamparnya sambil menyebutnya “teroris”.
Ibu siswa Muslim tersebut mengeluh dengan mengatakan, bahwa dengan ‘mengirim’ anaknya ke sekolah, dia merasa menempatkan anaknya dalam bahaya.
Sementara Universitas Birmingham, kampus yang banyak ‘dihuni’ mahasiswa Muslim, pekan lalu terjadi insiden melalui serangan teror grafiti dengan kata-kata “Islam harus mati”.
Dalam upaya untuk melawan meningkatnya Islamofobia di sekolah-sekolah dan kampus Inggris, kelompok pemantau, MAMA Tell, telah berulang kali meminta dukungan dari Departemen Pendidikan (DFE) untuk menawarkan pelatihan bagi sekolah-sekolah dalam mengatasi Islamofobia, tapi ditolak.
“Selama 18 bulan terakhir kami telah berusaha bekerjasama dengan DFE untuk menawarkan pelatihan ke sekolah-sekolah, tetapi pada setiap kesempatan kita telah ditolak. Ini mengkhawatirkan,” kata Mughal.
“Apa pun alasannya, hal itu memberikan kesan bahwa kebencian anti-Muslim adalah sesuatu yang tidak penting bagi mereka,” lanjutnya.
“Bagi banyak guru dan siswa di Inggris, ada perasaan bahwa propaganda sentimen anti-Islam mendorong iklim ketidakpastian dan ketakutan di sekolah,” kata Chris Keates, Sekretaris Jenderal Serikat Guru, NASUWT.
“Guru berada di garis depan dalam mempromosikan dan memajukan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia,” ujarnya lagi.
Sebuah badan amal pendidikan mengungkap, sejumlah anak Inggris terutama merespon kata “Muslim” dengan sebutan “teroris”, “babi”, “berdoa” dan “imigran”.
Pekan lalu, ratusan imam Muslim dan tokoh masyarakat menyatakan kemarahan setelah menerima surat dari Menteri Inggris yang mendesak mereka untuk melawan “ekstremisme” di masjid.
Awal bulan ini, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan ia akan mencari dan memperkenalkan “lebih komprehensif” cara pemerintah untuk memantau tersangka “teror” di Inggris. (Onislam/salam)