Astaghfirullah, Buku Ini Mengajak Pembacanya Berzina
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Kembali publik dan umat dibikin resah. Media sosial, Facebook dan Twitter, lagi-lagi dibuat heboh oleh serangan budaya permissivisme (serba boleh).
Kali ini kok bisa-bisanya ada buku yang mengajak pembacanya berbuat dosa dengan berzina. Judul buku itu “Saatnya Aku Belajar Pacaran” menimbulkan kehebohan di media Facebook dan juga Twitter. Isi buku ini yakni mengajak remaja untuk melakukan zina. Pengarang buku ini, seperti dilansir Republika Online, Rabu (4/2) adalah seorang yang bernama Toge Aprilianto.
Dari judulnya saja buku ini sudah mengajak berbuat dosa. Isinya tambah parah lagi. Di salah satu bagian buku itu ada yang berisi “solusi” jika pacar mengajak berhubungan seks atau making love (ML).
Pada bagian tersebut, penulis mengatakan obrolan tentang ajakan berhubungan seksual menjadi bahasan paling penting dalam berpacaran. Si penulis juga mengatakan menjadi hal yang wajar jika pacar mengajak untuk berhubungan seks.
“Solusi” yang dimaksud si penulis adalah jika pacar pembaca mengajak untuk berhubungan seks adalah dengan mengiyakan atau menurutinya. Asalkan, si pembaca dan pacarnya sama-sama siap untuk melakukannya.
Foto di atas merupakan bagian dari isi buku dengan subjudul ‘Pacar Ngajak ML’. Bagian ini di-share pemilik akun Facebook, Teeamtamzir Bugeazt di Komunitas Bisa Menulis di Facebook. Ratusan orang pun menanggapi foto halaman buku tersebut yang sebagian besar mengecamnya.
Kecaman pun berdatangan dari para Facebooker. Salah satunya pemilik akun Zul Fadli. “Serius nanya. Apakah negara kita punya semacam lembaga filter utk buku2 yg akan terbit? Ini Parah,” kecamnya seperti dikutip Republika Online, Selasa (3/2).
Pemilik akun Nenie Nyun’nyun juga ikut menanggapi foto bagian buku tersebut. Ia mengatakan negara ini sepertinya tidak punya lembaga penyaring untuk penerbitan buku. “Yg pntg bisa nulis n ada uang utk mendistribusikan bukunya d pasaran lgsg terjual bebas… Andai sj ada badan pengawas buat buku yg akan diterbitkan, tentu akan lebih safe,” ujarnya.
Andy Herdianto juga mengecam buku tersebut. “Saya kurang setuju dengan buku itu. Sama saja menjerumuskan generasi muda berbuat buruk,” jelasnya.
Akun Teeamtamzir Bugeazt yang membagikan foto buku tersebut juga mengimbau agar postingannya tidak dibagikan ke dinding FB teman-teman lainnya. Ia khawatir ada anak-anak yang salah memaknai postingannya.
“Tujuan saya posting ini supaya menjadi pelajaran buat kita semua agar mengawasi anak2 atau keluarga kita dari buku yang tidak layak,” paparnya.
Setelah banjir kecaman, akhirnya Toge Aprilianto meminta maaf melalui laman Facebook pribadinya. Ia memposting permintaan maaf itu pada Rabu (4/2) pukul 09.00 WIB. Ia berjanji menyetop distribusi buku tersebut sekaligus bersedia mengembalikan uang pembeliannya jika pembaca meminta.
Bagaimana dengan penerbit buku ini? Apa sanksi bagi keduanya? Cukupkah permintaan maaf penulisnya hanya melalui Facebook? Apa sesungguhnya yang ada di hati dan pikiran si penulis ini saat menulis “propaganda” zina tersebut? (ROL)
salam-online