JAKARTA (SALAMONLINE): Perang di Yaman akibat pemberontakan Syiah Houthi dinilai sebagai pelajaran pahit yang harus dipahami oleh umat Islam saat ini. Sepeti diketahui, Syiah Houthi telah melakukan pemberontakan dan kudeta terhadap kepemimpinan sah Presiden Abd-Rabbu Mansour.
Sejumlah tokoh, ulama, dan pimpinan ormas Islam Indonesia pada Sabtu (11/4) pun memberikan dukungan terhadap koalisi negara Arab yang memerangi pemberontak Syiah Houthi agar berhenti melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan sah Yaman.
Tak berhenti sampai di situ. Selasa (14/4) kemarin, masyarakat Muslim Indonesia yang tergabung dalam Majelis Pembela Tanah Suci melakukan unjuk rasa di depan kedutaan besar Iran, Menteng, Jakarta. Aksi ini dimaksudkan untuk memperingatkan umat Islam agar mewaspadai akan bahaya radikalisme dan pemberontakan Syiah di Indonesia.
“Syiah Houthi di Yaman Pelajaran Pahit bagi Dunia Islam”, begitulah bunyi poster yang terpampang dalam aksi kali ini. Selain itu, mereka juga menyerukan untuk menghentikan Internasionalisasi Syiah di dunia Islam.
Muhammad Kurniawan, kordinator aksi menegaskan, aksi unjuk rasa ini dilakukan sebagai upaya pemberitahuan kepada umat Islam agar mewaspadai ekspansi Syiah di Indonesia. Umat Islam di Indonesia diminta untuk mewaspadai gerakan radikalisme Syiah, menyusul pemberontakan Syiah Houthi di Yaman.
“Syiah Houthi merupakan pelajaran pahit bagi Islam,” tegasnya seperti dikutip Islampos, Senin (13/4).
Dalam aksi ini, massa menuntut Iran untuk segera menghentikan suplai senjata dan peperangan.
“Kita prihatin terhadap adanya upaya peperangan yang terjadi di negeri timur tengah, khususnya di Yaman. Ini dipicu karena adanya pemberontakan yang disupport salah satunya pengiriman senjata oleh Iran dan kami menyampaikan pesan bahwa segala hal yang berkaitan dengan peperangan segera dihentikan,” paparnya. (Islampos)
salamonline