JAKART (SALAM-ONLINE): Kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Indonesia (BEM SI) kecewa dan sakit hati karena rencana pertemuan dengan Presiden Joko Widodo yang sedianya dilakukan hari ini (Senin, 25/5) dibatalkan sepihak.
Menurut rencana seperti yang dijanjikan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan ketika berbicara di depan mahasiswa dalam demonstrasi Kamis (21/5) pekan lalu, pertemuan Jokowi dengan mahasiswa akan disiarkan langsung di seluruh stasiun televisi.
Kekecewaan karena pembatalan pertemuan itu disampaikan antara lain oleh BEM Universitas Lampung lewat akun Twitter @BEM_Unila.
“Jokowi banyak mengumbar janji akan tetapi selalu ingkar janji. Ungkapan itu yang pantas terlontarkan kepada pemerintahan kita hari ini, yang suka mengumbar-umbar janji. Sudah sangat jelas hasil kesepakatan pemerintah dengan BEM Seluruh Indonesia pada 21 Mei 2015 lalu,” kicau @BEM_Unila.
Akun @BEM_Unila merinci perkataan Luhut sebagai berikut:
“Kami tadi sudah diskusi dengan teman-temanmu perwakilan BEM Mahasiswa di dalam, saya kira diskusi berjalan baik alot dan menurut saya teman-teman kalian itu punya pemikiran yang matang dan perlu diantisipasi, maksud saya diapresiasi. Saya ingin mengatakan bahwa Presiden tadi sudah dikomunikasikan dengan Bapak Mensesneg akan bertemu dengan perwakilan mahasiswa hari Senin (25/5). Yang kedua kita atur lagi pertemuan antara perwakilan mahsiswa dengan pemerintah yang diwakili beberapa staf presiden untuk mengkomunikasikan program-program yang kalian konsen bahwa itu tidak berpihak kepada rakyat banyak.”
Kabar pembatalan pertemuan dengan Jokowi diterima BEM SI pada Sabtu malam (23/5) pukul 22.47 WIB.
Sementara BEM UGM menerima pesan dari Staf Khusus Presiden Teten Masduki via pesan pendek yang berbunyi: Info dri Pak Pratikno, menurut Pak Luhut barusan, Senin jadwal Presiden tidak memungkinkan menerima mahasiswa. So, mahasiswa akan diterima di waktu lain.”
“Ini sungguh bentuk ketidakkonsistenan pemerintah dan bentuk pembohongan publik. Kami sungguh sangat kecewa,” masih tulis @BEM_Unila.
Mereka mengatakan bahwa dalam demo tanggal 21 Mei mahasiswa ingin menarik Jokowi ke ruang publik bukan untuk minta makan siang, foto-foto atau yang lainnya.
“Akan tetapi ada hal substansial yang kami tuntut yaitu terkait sikap Presiden terhadap kedua tuntutan kami yaitu pemerintah harus segera mencabut kebijakan harga BBM dari mekanisme pasar bebas dan mengembalian subsidi BBM serta mengambil alih 100 persen kekayaan dan aset Blok Mahkam dan Freeport,” tegas @BEM_Unila.
Pada bagian akhir mereka mengatakan akan mengumpulkan kekuatan massa yang lebih besar untuk terus berkonsolidasi, bergerak, mengkritik pemerintah, dan menekan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro-rakyat. Mahasiswa juga mengajak seluruh elemen masyarakat, organisasi kepemudaan, buruh, ormas dan lain sebagainya untuk menjadi oposisi pemerintah demi stabilisasi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di Indonesia. (RMOL.CO)