Berdalih Empat Bocah yang Dirudalnya Dikira Milisi Hamas, Penjajah Zionis Berkelit
GAZA (SALAM-ONLINE): Dengan entengnya militer Zionis mengatakan bahwa empat bocah Palestina yang dibunuh tentaranya dengan tembakan rudal pada Juli tahun lalu sebagai tak disengaja karena mengira para bocah itu milisi Hamas.
Militer penjajah itu mengatakan bahwa tentara-tentaranya tak bisa dimintai tanggung jawabnya atas tewasnya empat bocah Palestina itu. Itu artinya si penjajah ini menganggap tak ada perbuatan biadab yang dilakukan para tentaranya terhadap anak-anak bangsa jajahannya.
Keluarga empat bocah Palestina yang meregang nyawa akibat rudal militer Zionis itu, menuding penjajah tersebut berkelit dengan berdalih para bocah tersebut disangka pejuang Hamas.
Zakariya Bakr, paman bocah-bocah itu, mengatakan penjajah Zionis berupaya memutihkan kesalahan para serdadunya yang melancarkan serangan ke rumah penduduk sipil.
“Zionis bersikap seperti sebuah negara yang berada di atas hukum internasional. Sudah biasa mereka membombardir rumah-rumah saat para penghuninya masih berada di dalam dan membunuh anak-anak lalu menyatakan prajurit mereka tidak bersalah,” kata Zakariya Bakr kepada kantor berita AFP sebagaimana dikutip BBC, Sabtu (13/6).
Dia kemudian mendesak komunitas internasional bertindak terhadap aksi penjajah itu.
Pada 16 Juli 2014, Ahed Atef Bakr dan Zakaria Ahed Bakr (keduanya berumur 10 tahun), Mohamed Ramez Bakr (9 tahun) dan Ismail Mohamed Bakr (11 tahun) tewas akibat ditembak dengan rudal di kawasan pantai.
Kasus tersebut kembali mencuat setelah militer Zionis melakoni investigasi atas kasus tersebut. Investigasi itu kemudian menyimpulkan tentara Zionis tidak bersalah karena mengira bocah-bocah tersebut adalah pejuang Hamas.
Disebutkan bahwa lokasi kejadian adalah tempat yang biasanya dipakai oleh pejuang Hamas. Dan ketika dilangsungkan serangan rudal, tidak ada yang tahu bahwa sasaran serangan sebenarnya adalah anak-anak.
Investigasi kemudian ditutup dan kecurigaan atas aksi biadab tentara-tentara Zionis ditiadakan. Namun, Otorita Palestina amat mungkin membawa kasus itu ke Mahkamah Kriminal Internasional. (BBCNews)
salamonline