TOLIKARA (SALAM-ONLINE): Tragedi pelemparan batu dan pembakaran kios, rumah warga dan Masjid Baitul Muttaqin saat shalat Idul Fitri sedang berlangsung di Karubaga, Tolikara, Jum’at (17/7) pekan lalu itu menyisakan kesedihan dan trauma yang mendalam bagi sebagian korban.
Salah satunya adalah putra dari Ali Muchtar (imam shalat Idul Fitri) yang berusia 13 tahun. “Putra saya yang umur 13 tahun itu sampai sekarang masih mengalami trauma, namanya Dimas Firmansyah,” kata Siti Suma’ah, istri dari Ali Muchtar kepada Anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU), Achmad Fazeri, di salah satu mess koramil Tolikara, Kamis (23/7).
Siti menuturkan, kalau siang hari putranya itu tidak begitu terlihat ketakukan, tetapi saat malam kadang-kadang Dimas masih masih susah tidur dan merasa ketakutan.
“Kalau malam susah tidur, pindah ke sana pindah ke sini, lihat jendela,” kata Siti.
Siti menegaskan, bahkan selama dua hari paska kejadian itu, pada siang hari putranya sering mengigau sendiri dan takut jika melihat segerombolan orang. “Itu begitu karena putra saya trauma toh,” ujar Siti.
Selain itu, Siti mengungkapkan, dari tragedi tersebut semua harta yang ia miliki ludes ikut terbakar seperti kios dan rumah seisinya.
“Saya keluar rumah untuk shalat Id itu tidak membawa apa-apa. Namanya shalat cuma bawa baju yang melekat di badan sama mukena toh,” katanya dengan raut wajah lesu.
Hingga berita ini diturunkan, Siti beserta keluarganya masih ikut menumpang di salah satu mess Koramil di Tolikara. Rencananya, ia akan ke kota Malang, Jatim, untuk memeriksa Dimas yang sampai saat ini masih trauma. Ia ke Malang sekalian mengunjungi putranya yang lain yang ada di kota itu.
“InsyaAllah saya mau pulang ke Jawa untuk memeriksakan anak saya,” pungkas Siti. (Laporan Achmad Fazeri/JITU)