JAYAPURA (SALAM-ONLINE): Kejadian memilukan kembali terjadi di Tanah Papua yang damai. Untuk kedua kalinya dalam sepekan, api tiba-tiba kembali berkobar di Pondok Pesantren Al-Muttaqin, Waena, Jayapura, Papua.
Pada Sabtu (29/8) Subuh bangunan paling depan dari Pesantren Al-Muttaqin, Waena, Jayapura itu, menurut pengasuhnya, kembali dibakar, setelah kejadian serupa, Senin (24/8) lalu, juga Subuh, api pun menghanguskan tempat tidur dan ruang belajar santri. Ini kebakaran—kuat dugaan dibakar—yang kedua kalinya dalam sepekan.
Informasi yang diterima redaksi dari rombongan Forum Zakat (FOZ) Sabtu (29/8) siang yang berkunjung ke lokasi pesantren mengabarkan, sudut bangunan plafon terbakar. Polanya seperti dinding yang ditempeli obor, menghanguskan sebagian dinding dan plafon sudah berlobang hitam. Genangan air tampak di bawahnya, bekas upaya pemadaman oleh para santri.
“Ini jelas dibakar. Lihat itu pelaku masuk dari pagar duri yang rusak,” kata Yatiman, pengasuh pendiri pesantren Al-Muttaqin.
Dilaporkan, pagar semak berlapis kawat besi berduri, terkoyak melengkung, bekas diinjak atau disibak menggunakan alat berat. Kejadian tersebut adalah kejadian yang kedua. Yang pertama terjadi pada Senin (24/8) saat santri shalat Subuh. Seluruh tempat tidur dan ruang kelas hangus.
Santri sebanyak 45 orang tak punya tempat tidur dan ruang belajar. Buku, kitab, alat tulis dan perangkat belajar mereka hangus. Bahkan Al-Qur’an yang biasa mereka pakai menghafal dan tadarus, hancur, tinggal serpihan.
Pada kejadian kedua ini, pemerintah datang bersama polisi. Namun tak ada olah TKP yang valid. Pihak pesantren menyatakan keraguannya jika disebut penyebab kebakaran karena konslet atau arus pendek.
Kini bangunan hangus itu sudah dirubuhkan dengan alat berat. Pemerintah Kota Jayapura, berkomitmen akan membangunnya.
“Komitmen Pemkot Jayapura itu harus dikawal benar. Negara harus ada dan hadir dalam seluruh konflik sosial di Papua ini,” ujar Sekjen Forum Zakat Nasional, Sabeth Abilawa.
Menurut Sabeth, termasuk di Tolikara, negara harus hadir dan mengayomi seluruh warganya. Pengungsi yang berada di kantor bupati, tidur, makan, dan beraktivitas di sana, tak kunjung pasti. Rumah kios mereka belum wujud sempurna, lambat prosesnya. Bahkan bantuan makanan tak jua datang.
“Negara seperti tak hadir di Tolikara. Maka, di Distrik Heram Jayapura ini, negara harus hadir. Walikota Jayapura dan aparat seluruhnya harus lindungi warganya,” tegas Sabeth yang juga Direktur Pemberdayaan Dompet Dhuafa.
Forum Zakat datang memberi santunan kepada pesantren Al Muttaqin untuk perbaikan awal. “Santunan ini semoga memicu pihak lain, terutama Pemerintah Kota Jayapura, agar mereka sigap, baik membangun maupun melindungi warganya,” tandasnya.
Editor: mus