JAKARTA (SALAM-ONLINE): Salah seorang tokoh Muslim Tolikara Ustadz Ali Mukhtar menuturkan keresahan umat Islam di salah satu kabupaten provinsi Papua itu kembali dirasakan menjelang datangnya Hari Raya Idul Adha.
Ia mengungkap pelarangan untuk melaksanakan shalat Idul Adha kembali dilakukan oleh kelompok Gereja Injili di Indonesia (GIDI). Jika umat Islam di Tolikara ingin melaksanakan shalat Idul Adha, pihak GIDI mengajukan tiga syarat. Jika dipenuhi tiga syarat itu, barulah kaum Muslimin di Tolikara boleh melaksanakan shalat Idul Adha.
“Syarat pertama, GIDI meminta nama baiknya diperbaiki dan meminta gereja GIDI di Solo dibuka kembali. Kedua, pelaksanaan shalat Id dijamin aman jika dua pemuda GIDI yang jadi tersangka, dibebaskan dari tahanan, dan ketiga kasus Tolikara harus diselesaikan secara Hukum Adat,” ujar Ustadz Ali Mukhtar kepada salam-online melalui telepon, Ahad (6/9), saat mengungkap persyaratan yang harus dipenuhi oleh umat Islam Tolikara jika ingin melaksanakan shalat Idul Adha.
Selanjutnya, kata Ali Mukhtar, pihak GIDI minta tidak boleh lagi ada proses pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum kepada para pendeta gereja GIDI.
Hal ini juga terungkap saat pertemuan di kantor Kemenkopolhukam antara Ali Mukhtar bersama sejumlah tokoh adat di Tolikara, perwakilan GIDI dan umat Islam, Sabtu (5/9) kemarin.
Namun Pada dalam pertemuan pada 4 dan 5 September di kantor Kemenkopolhukam itu, kata Ali, Menkopolhukam memutuskan:
Pertama, Hukum Negara harus ditegakkan di seluruh wilayah NKRI. Proses hukum harus terus berjalan.
Kedua, para tersangka yang telah ditahan akan tetap menjalani proses hukum yang berlaku. Hukum Adat tidak bisa menggantikan atau menghentikan proses hukum yang sudah dan sedang berjalan.
Ketiga, Shalat Idul Adha tahun ini silakan dilaksanakan. Negara menjamin keamanan pelaksanaan perayaan Idul Adha ini.
“Kalau ada yang melakukan tindakan anarkis (saat umat Islam melaksanakan shalat Idul Adha), berarti telah melawan negara“ tambahnya mengutip pernyataan dari kantor Kemenkopolhukam.
Menurut Ali, shalat Id dan perayaan Idhul Adha harus tetap dilaksanakan, karena pemerintah Indonesia sudah memberikan jaminan. Namun, ia menegaskan, Muslim Tolikara akan tetap berkoordinasi dengan pihak mayoritas, dalam hal ini GIDI.
“Shalat Idhul Adha harus tetap dilaksanakan, tokoh gereja harus menjamin, jangan sampai bikin ribut. Saya butuh jaminan keamanan. Tempat ibadah harus dijamin aman bagi umat Islam di Tolikara,“ tegasnya. (EZ/salam-online)