–ANALISIS IBRAHIM BIN ABDURRAHMAN AT-TURKIY–
SALAM-ONLINE: Kenapa Al-Sisi, tokoh pengkudeta di Mesir mengumumkan bahwa Ikhwanul Muslimin adalah bagian dari masyarakat Mesir, dan bahwasanya rakyat Mesir-lah yang menentukan peran mereka di masa depan?
Menariknya, pengumuman ini dikeluarkannya setelah sehari sebelumnya peradilan Mesir juga menyatakan bahwa gerakan Ikhwanul Muslimin terbebas dan bersih dari tuduhan sebagai jamaah teroris?
Hal ini tidak lain adalah karena Al-Sisi terus mengalami eskalasi kegagalan demi kegagalan, baik di bidang politik, urusan dalam negeri, hubungan luar negeri, ekonomi dan juga bidang militer, yang memaksanya untuk melakukan politik “balik kanan”.
Dalam ranah politik, politik dalam negeri, Al-Sisi telah mengalami kegagalan, dimana dalam pemilu terakhir yang dia selenggarakan, pemilu parlemen ini telah diboikot secara meluas dan besar oleh rakyat Mesir. Sebab, rakyat Mesir tahu bahwa parlemen yang akan terbentuk paska pemilu hanyalah satu bentuk formalitas semata.
Dalam tataran politik antara bangsa, Mesir telah tersingkir dari panggung percaturan internasional dalam banyak isu, dan bahkan Al-Sisi tidak lagi mampu memenuhi hak-hak negaranya.
Dalam tataran ekonomi, anggaran negara Mesir terus menerus mengalami defisit, sesuatu yang belum pernah terjadi dalam 25 tahun terakhir, sehingga publik Mesir mulai membincangkan bahwa dalam dua bulan ke depan, negara tidak mampu lagi membayar gaji pegawai. Al-Sisi sendiri pun meminta tolong kepada rakyat untuk urusan gajinya. Dan dalam bulan-bulan mendatang, masalah ketidakmampuan negara untuk membayat gaji ini bisa berubah menjadi halilintar yang akan meledakkan kemarahan rakyat.
Al-Sisi pun telah gagal secara militer dalam kaitan dengan kelompok bersenjata di Sinai. Dunia pun mempercayai klaim ISIS Sinai bahwa merekalah yang telah menjatuhkan pesawat Rusia. Akibatnya tidak tanggung-tanggung, dunia pun mengambil keputusan untuk tidak menerbangkan pesawat mereka melintasi Sinai, sesuatu yang berdampak kepada Mesir secara sosial, politik, ekonomi dan khususnya pariwisata, dimana aspek pariwisata langsung merosot tajam, yang pasti berpengaruh besar terhadap ekonomi Mesir yang di antara andalan income utamanya adalah pariwisata.
Satu demi satu, proyek-proyek siluman Al-Sisi pun mulai terungkap, seperti proyek satu juta apartemen, satu hektar juta sawah lading, ibu kota baru dan Terusan Suez Jilid 2. Sebagai akibatnya, sirnalah harapan, mimpi dan obsesi masyarakat.
Mitranya dari negara-negara Arab-pun satu demi satu mulai meninggalkannya. Malahan belakangan Barat pun juga tidak mau lagi memberikan sokongan politik kepadanya, sebab mereka mengetahui, ibarat kapal, Al-Sisi itu sudah mau karam, siapa sudi menolongnya. Bahkan mereka pun sudah mulai berbalik menyerangnya, dengan cara membuka file-file kejahatannya. Tidak tanggung-tanggung, file-file pelangaran HAM-nya dibuka di kongres.
Lebih buruk lagi, begundal media nya pun telah berbalik menyerang dia, bahkan secara terbuka dan terang-terangan, di ‘kampung halaman’ Al-Sisi sendiri, yang mengakibatkan Al-Sisi pun berbalik menyerang dan menjelek-jelekkan mereka.
Di Mesir, sekarang sudah mulai ramai lagi keinginan rakyat untuk kembali turun ke Tahrir Square. Secara perlahan namun pasti, seruan ini pasti akan direspon oleh rakyat yang telah mulai merasakan pedihnya krisis ekonomi yang semakin tak tertahankan.
Jadi, ibaratnya Al-Sisi sekarang telah berdiri di atas pijakan bidang tanah, dimana tanah itu akan mengalami longsor besar, karenanya, orang mulai bermaksud menyelamatkan diri mereka masing-masing agar tanah longsor itu tak mengubur mereka hidup-hidup.
Terjemahan bebas Ustadz Musyafa Ahmad Rahim
(dari FB Musyafa Ahmad Rahim)