JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rony Setiawan yang juga mahasiswa FMIPA dikeluarkan alias di-DO dari kampusnya.
Seorang aktivis mahasiswa UNJ, Khariz Arighi menceritakan, kasus ini berawal dari demo mahasiswa UNJ menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di-impeach karena kasus APBD siluman dan proyek Asian games. Rony waktu itu adalah sebagai koordinator SOMASI, demikian seperti dilansir unjkita.com, Selasa (5/1).
Kemudian berlanjut dengan penggusuran Kampus MIPA. Saat itu permintaan mahasiswa adalah jika gedung perkuliahan MIPA seluruhnya dipindah, mereka minta disediakan fasilitas laboratorium.
BEM UNJ melakukan demo dengan mengultimatum rektor untuk meminta pertemuan dengan mahasiswa. Menurut hasil kajian mahasiswa se-UNJ ada dugaan banyak penyimpangan.
Ultimatum kepada rektor Ini merupakan ekses dari kasus-kasus sebelumnya, termasuk demo- demo yang di lakukan oleh pihak BEM.
Rektor diultimatum, jika sampai Selasa (5/1) tidak bersedia menemui mahasiswa, maka para mahasiswa akan menggeruduk rektorat.
“Dari rilis mahasiswa pada pekan lalu, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UNJ Bersatu, telah melayangkan surat audiensi kepada pihak rektorat UNJ dengan menempuh jalur dialogis dengan diskusi terbuka. Namun dibalas dengan dipanggilnya orang tua mahasiswa, termasuk orang tua Ketua BEM UNJ Rony Setiawan,” tulisnya seperti dikutip unjkita.com, Selasa (5/1)
“Kejahatan merajalela bukan karena sudah tidak adanya orang baik, namun karena terlalu banyak orang baik yang hanya diam menyaksikan kejahatan dilakukan,” tutupnya. (mus)