Turki Akan Boikot Perundingan tentang Suriah Jika Milisi Teroris Komunis PYD Diundang

Dışişleri Bakanı Mevlüt Çavuşoğlu, (fotoğrafta) Avrupa Birliği Bakanı ve Başmüzakereci Volkan Bozkır, AB Dış İlişkiler ve Güvenlik Politikası Yüksek Temsilcisi ve AB Komisyonu Başkan Yardımcısı Federica Mogherini ile Komşuluk Politikası ve Genişleme Müzakerelerinden Sorumlu AB Komiseri Johannes Hahn, Ankara Palas'ta Türkiye- AB Üst Düzey Siyasi Diyalog Toplantısı'na katıldı. Çavuşoğlu, toplantının ardından basın açıklaması yaptı. ( Abdülhamid Hoşbaş - AA )
Menlu Turki Mevlüt Çavuşoğlu

ANKARA (SALAM-ONLINE): Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavosoglu mengatakan Turki akan memboikot pertemuan perundingan damai tentang Suriah di Jenewa Jumat (29/1) mendatang jika organisasi teroris PYD—milisi Komunis dukungan Rusia di Suriah—diundang ke dalam perundingan damai tersebut.

Ia menegaskan, PYD tidak diinginkan kehadirannya dalam pertemuan perundingan damai Suriah. Kehadiran PYD tidak akan menemukan solusi karena tidak mewakili kehendak rakyat Suriah.

Cavosoglu mengungkapkan ini setelah utusan PBB Staffan de Mistura mengaku menemukan solusi menengah dengan mengundang perwakilan dari kelompok Kurdi yang disebut Majelis Demokratik Suriah (SDA).

Berbicara pada saluran berita NTV, Selasa (26/1) Cavusoglu, seperti dilansir DailySabah, Rabu (27/1), mengatakan bahwa PYD adalah kelompok teroris dan oposisi Suriah yang tidak sah.

Sementara itu Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan dalam pertemuan bersama Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) di Ankara bahwa Turki menentang keikutsertaan PYD dalam perundingan damai Suriah di Jenewa.

Baca Juga

“Jika PYD ingin bergabung dalam pembicaraan damai Suriah, maka mereka harus duduk di sisi yang sama dengan Presiden Suriah Basyar Asad,” kata Davotoglu.

Davutoglu menekankan bahwa krisis Suriah tak akan selesai selama Asad tetap berkuasa. Mengenai peran Rusia dalam konflik, Davutoglu mengatakan bahwa Rusia telah campur tangan dengan cara yang sangat negatif dengan tujuan menduduki Suriah.

Sejak intervensi militer Rusia di Suriah, Lebih dari 1.000 warga sipil meregang nyawa oleh serangan udara negara beruang merah yang dimulai pada 30 September tahun lalu itu dalam upaya untuk mendukung rezim Basyar Asad, demikian Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris melaporkan. (EZ/salam-online)

Sumber: Dailysabah

Baca Juga