Bukan Pemimpin Kutu Loncat, Ridwan Kamil: “Mungkin Bisa ke Jakarta, tapi tidak Sekarang”

Ridwan Kamil-1
Ridwan Kamil

BANDUNG (SALAM-ONLINE): Teka-teki apakah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil ikut dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang, terjawab sudah.

Dalam konferensi pers yang digelar di Balai Kota Bandung, Senin (29/2), Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, memutuskan untuk tidak ikut dalam pertarungan di Pilkada DKI tahun depan.

“Mohon maaf, walau kesempatan itu ada, saya memutuskan untuk tidak maju ke pemilihan Gubernur DKI 2017… Semoga Jakarta bisa memilih pemimpin terbaik tahun depan,” ungkap Ridwan Kamil melalui akun Facebooknya, Senin (29/2).

Di antara alasan pentingnya, Kang Emil ingin menyelesaikan tugas yang diamanahkan pemilihnya sebagai Wali Kota Bandung hingga 2018. Rupanya dia tak mau mengikuti jejak pendahulunya yang belum selesai menjalankan amanah, tapi sudah lompat ke sana ke mari.

Sedemikian besarnya magnet Jakarta, kata Kang Emil, sebagai kepusatan atas banyak hal, tidaklah heran jika menjadi Gubernur Jakarta menjadi incaran utama panggung politik.

“Pak Jokowi mundur dari Solo untuk menjadi Gubernur Jakarta tahun 2012 yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia di tahun 2014. Pak Ahok mundur dari anggota DPR untuk berpasangan dengan Pak Jokowi. Pak Alex Nurdin mundur sebagai Gubernur Sumsel, dan balik lagi ketika kalah. Tahun depan Pak Ahok pun bersiap untuk pemilihan berikutnya. Dan karena satu dan lain hal, tawaran dan kesempatan itu pun datang kepada saya,” ujarnya.

“Saya tidak melakukan upaya apapun yang bersifat mempromosikan diri ke warga Jakarta, sehingga ketika hasil survei menyatakan popularitas dan elektabilitas tiba-tiba naik, saya duga karena apa yang saya lakukan di Bandung dengan mudah dikonsumsi warga Jakarta via media sosial. Jangan lupa Jakarta adalah kota Twitter paling cerewet se dunia,” kata Kang Emil.

Dia melanjutkan, masalah batinnya hanya satu. Dia merasa belum selesai menunaikan tugas sebagai Wali Kota Bandung. Andai pilkada di Indonesia ini bisa serempak awal dan akhirnya, ujarnya, tentu tidak akan ada dilema seperti ini.  Menurutnya, jika pilkada bisa serempak semua, tidak akan ada stigma pemimpin kutu loncat bagi mereka yang ingin mengabdi ke jenjang lebih tinggi.

“Dan jika mengikuti hawa nafsu dan hitungan matematika pilkada, pastilah saya tidak banyak berpikir panjang. Namun hidup tidaklah harus selalu begitu. Saya ingin bahagia tanpa mencederai. Saya ingin menang tanpa melukai,” paparnya dengan tidak maksud menyindir tentunya.

Baca Juga

Kenapa tidak segera menyatakan maju atau tidak? Sebagai manusia timur, kata Kang Emil, dia dilatih ibunya untuk menghormati silaturahim. “Jangan menolak undangan silaturahmi dan perbanyak takziah pada yang baru meninggal,” itu pesan rutin sang ibu yang dikenang Kang Emil.

“Saya paham maksudnya, dengan silaturahmi persaudaraan berlipat. Dengan takziah, rasa syukur dan semangat hidup bertambah.”

Itulah sebabnya, ujarnya, kenapa selama 3 bulan terakhir dia tidak langsung menyatakan “iya” atau “tidak” terhadap tawaran menjadi calon Gubernur DKI. Kang Emil mengatakan dia menghormati masukan dan aspirasi dengan menghadiri undangan silaturahim dari beragam kelompok warga dan tokoh Jakarta. Mendatangi undangan dari 4 parpol secara informal.

Dalam kurun waktu tersebut, ungkapnya, dia mendengarkan dengan seksama masukan langsung dari Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua DPD, termasuk berdiskusi hangat dengan pemimpin Gerindra, Prabowo Subianto.

“Saya memperhatikan masukan warga via media sosial juga. Dan sampai hari Minggu 28 Februari 2015 pun saya masih menerima silaturahmi tokoh-tokoh nasional di Jakarta. Semua saya dengarkan dengan baik,” terangnya.

“Saya mungkin bisa ke Jakarta, tapi tidak sekarang. Saya masih ingin menyelesaikan mimpi-mimpi besar di di Bandung, ibu kota solidaritas Asia Afrika dan kota desain Unesco,” katanya menekankan.

Kang Emil memohon maaf lahir batin jika keputusan ini mengecewakan semua pihak yang sudah bersemangat menyampaikan aspirasi agar dia maju ke Jakarta di tahun 2017.

“Insya Allah semua indah pada waktunya,” tutupnya. (mus)

Sumber: Facebook Ridwan Kamil

Baca Juga