JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut kunjungan lima wartawan senior Indonesia ke “Israel” sebagai bentuk pengkhianatan.
“Ini bentuk pengkhianatan, ini sebuah pelanggaran. Di sisi lain mereka melakukan ketidakpantasan. Ini tidak bicara umat Islam saja, ini bicara Indonesia, sangat dirugikan sekali,” tegasnya.
Ia juga menilai kunjungan berupa pertemuan dengan Perdana Menteri penjajah itu, Benjamin Netanyahu, sebagai bentuk tindakan yang tidak beretika.
“Itu merupakan tindakan tidak beretika. Sikap negara sudah jelas tidak memiliki hubungan dengan ‘Israel’, bahkan memboikot ‘Israel’,” ujar Dahnil kepada salam-online, di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (31/3).
Memang mereka para jurnalis mempunyai kebebasan, kata Dahnil, tapi rasa menghargai dan menghormati agama maupun Negara, itu juga harus ada.
“Pimpinan media yang hadir di sana secara etika tidak pantas. Kita sudah tegaskan melawan ‘Israel’, boikot produknya,” terangnya.
Lalu, lanjut Dahnil, yang dilakukan lima wartawan senior tersebut justru bertolak belakang dengan sikap dan ketegasan yang sudah diambil oleh pemerintah Indonesia terhadap penjajah itu.
Dahnil berharap, para wartawan tersebut mengetahui dengan baik sejarah bagaimana bangsa Indonesia merdeka.
“Jangan lupa lho kita merdeka yang pertama mengakui adalah Palestina,” tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, atas sponsor Kementerian Luar Negeri “Israel”, lima wartawan senior Indonesia mengunjungi wilayah Palestina yang dijajah dan bertemu dengan Perdana Menteri penjajah itu, Benjamin Netanyahu, pada Senin (28/3) lalu. (EZ/salam-online)