Hadirilah Tabligh Akbar: ‘Mengapa Umat Islam Selalu Terzalimi’
SALAM-ONLINE: Meski secara kuantitas Muslim di Indonesia mayoritas, namun posisi dan kondisinya seperti umat minoritas. Padahal republik ini diperjuangkan oleh kaum Muslimin. Kaum penjajah negeri ini justru kocar-kacir karena semangat jihad umat Islam.
Para ulama dan pemimpin-pemimpin Islam berada di posisi terdepan dalam membebaskan negeri ini dari penjajahan asing. Pesantren jadi basis perjuangan umat mengusir penjajah. Para kiai dan santri jadi ujung tombak menggelorakan api jihad melawan penjajah. Merekalah yang berkuah darah dan berkeringat, sehingga negeri ini terbebas dari penjajah asing.
Namun pada realitasnya setelah merdeka, yang menikmati negeri ini adalah segelintir kelompok dan generasi keturunannya yang tak ada kaitannya dengan perjuangan kemerdekaan. Kue pembangunan, 90% dinikmati oleh sekitar 10% penduduk negeri ini. Sementara hampir 90% Muslim hanya kebagian sisanya, tak sampai 10% dari hasil pembangunan yang melahirkan gap sangat jauh antara si kaya dan si miskin.
Mayoritas Muslim di republik ini terpinggirkan. Mereka dibutuhkan hanya jika diperlukan, bak mendorong mobil mogok, setelah jalan, ditinggalkan. Mayoritas dikuasai minoritas. Benar-benar babak belur, umat Islam dikendalikan oleh segelintir kaum yang tak memiliki andil dalam perjuangan merebut kemerdekaan negeri ini.
Ironisnya lagi, semakin ke sini, setelah tumbangnya rezim Orde Lama dan Orde Baru, kondisi umat Islam bukannya membaik, justru kian parah. Bak pepatah, keluar dari mulut singa, masuk mulut buaya. Umat Islam terus dalam kondisi dipojokkan, dipinggirkan dan ditindas! Penjajah sebelumnya hengkang, muncul penindas baru!
Kalau di era penjajahan, umat Islam disebut ekstremis, di masa setelah merdeka, kaum Muslimin dicap anti nasakom, anti revolusi dan “kepala batu”. Saat itu di sekolah-sekolah diajarkan lagu dan jargon “Nasakom Bersatu, Singkirkan Kepala Batu”. Di era berikutnya, umat Islam mendapat stempel ekstrem kanan dan komando jihad. Kini zaman beralih, umat Islam distigma dengan label “teroris”. Label ini hanya untuk umat Islam, bukan yang lain.
Apa yang sesungguhnya terjadi? Untuk lebih memahami, khususnya kepada umat Islam sejabodetabek, diharapkan kehadirannya dalam acara Tabligh Akbar Sehari Bersama Tokoh Islam dengan tema ‘Mengapa Umat Islam Terzalimi’, bersama Narasumber:
- Mustofa B Nahrawardaya, SH (MPI PP Muhammadiyah)
- Ustadz Abu Jibriel (Majelis Mujahidin)
- Dr Maneger Nasution, MA (Komisioner Komnas HAM)
- Harris Azhar, SH (Koordinator KontraS)
- M. Kalono ( Advokat dan Pengamat Terorisme)
- Dr. Nasir Jamil (Anggota DPR RI komisi III)*
- KH A Cholil Ridwan, Lc (Pengasuh Ponpes Husnayain)
*Dalam konfirmasi
Hari/Tanggal : Sabtu, 9 April 2016
Waktu : Pukul 09.00 s/d 15.00 WIB
Tempat : Masjid Nurul Islam, Islamic Center Bekasi, Jabar
Informasi : 0812 132 6050
Organized by : BKM (Bantu Keluarga Muslim)