Turki Akan Bangun Hubungan dengan Suriah Jika Rezim Asad Dilengserkan
SALAM-ONLINE: Kebijakan luar negeri Turki tetap tidak akan berubah terhadap rezim Basyar Asad. Turki akan membangun kembali kerja sama dengan Suriah jika rezim Asad dilengserkan.
Demikian disampaikan Perdana Menteri Turki dan anggota senior Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) kepada wartawan dari berbagai media internasional, Kamis (14/7).
Pernyataan itu dinyatakan oleh Perdana Menteri Turki Binali Yildirim pada hari Rabu (13/7) kepada berbagai media internasional.
Turki sejak lama telah menyatakan sikap dan tindakan tegasnya untuk tidak melakukan hubungan dengan rezim Asad jika ia tidak meninggalkan singgasananya.
“Kami telah menormalisasi hubungan kami dengan ‘Israel’ dan Rusia. Kami juga akan menormalkan hubungan dengan Suriah juga jika Asad mundur dari jabatannya,” kata PM Binali Yildirim, Rabu (13/7).
“Harus ada stabilitas di Suriah dan Asad harus mundur, ini tidak bisa dihindari,” tegasnya
Sementara anggota senior partai pemerintah, AK Party, MP Yasin Aktay mengatakan kepada Aljazeera, Kamis (14/7) bahwa Turki tak akan pernah menjalin hubungan dengan “pemerintahan Asad yang tidak sah”.
“Asad adalah alasan mengapa hubungan Turki-Suriah menjadi tidak baik, dan keadaan Suriah tidak akan pernah berubah sampai dia pergi,” ujar Yasin.
“Perdana Menteri tidak pernah menyebut rezim Suriah atau Asad dalam sambutannya. Dia hanya menyatakan niatnya untuk akhirnya membangun-kembali ikatan ketika pemerintahan yang mewakili kehendak semua orang Suriah terbentuk,” katanya.
Pejabat Turki lainnya, yang meminta tak disebutkan namanya mengatakan bahwa Asad tidak memiliki kapasitas untuk menormalkan Suriah karena dia tidak mewakili rakyat negara itu.
“Kami berharap hal ini akan menjadi lebih baik dan kami akan meresmikan hubungan kami dengan pemerintah rakyat Suriah. Tapi kita tidak berpikir Basyar Asad memiliki kapasitas untuk mewakili rakyat Suriah,” tegasnya. (EZ/salam-online)
Sumber: Aljazeera