Menlu Inggris Mengaku Miliki Bukti Rezim Asad Gunakan Senjata Kimia untuk Serang Rakyat Suriah
SALAM-ONLINE: Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengatakan pada Rabu (5/4) bahwa ia memiliki bukti penting terkait penggunaan senjata kimia yang dilakukan oleh rezim Basyar Asad atas serangan yang telah menewaskan ratusan warga sipil tak bersalah di kota yang dikuasai kelompok pejuang Suriah.
“Semua bukti yang sudah saya lihat menunjuk kepada rezim Asad, menggunakan senjata ilegal terhadap warganya sendiri,” demikian dikatakan Johnson saat tiba di Brussel untuk menghadiri konferensi Suriah.
Boris menegaskan, ini jadi bukti berikutnya bahwa rezim Asad adalah rezim biadab sehingga sulit membayangkan bagaimana Asad tetap memimpin Suriah di masa depan setelah konflik berakhir.
Konferensi di Brussel yang dipimpin Uni Eropa dan PBB adalah tindak lanjut pertemuan di London tahun lalu, dimana saat itu berhasil diperoleh dana 11 milyar Dolar berupa bantuan kemanusiaan bagi Suriah.
Konferensi ini juga akan jadi langkah lanjutan dari pembicaraan perdamaian di Jenewa yang disponsori PBB, dimana penengah PBB Staffan de Mistura telah menyampaikan laporan tentang kemajuan kecil dalam mengakhiri konflik Suriah.
Peran Asad, kata Boris, pada masa depan harus segera dihentikan dari tampuk kepemimpinan. Dan hal itu akan didukung dunia internasional.
Asad sejauh ini menolak untuk mundur, dan sekutu utamanya yaitu Rusia mendukung agar dia terus melancarkan tekanan dan serangan terhadap kelompok oposisi, tanpa mengurangi kecepatan langkah.
Pejabat tinggi Uni Eropa urusan luar negeri Federica Mogherini mendesak dunia internasional untuk mempercepat proses perdamaian, yang terbukti sangat diperlukan, terutama setelah terjadinya serangan senjata kimia.
“Kita perlu memberikan dorongan, dorongan yang kuat untuk pembicaraan politik di Jenewa. Kita harus menyatukan masyarakat internasional pada negosiasi ini,” kata Mogherini. (EZ/salam-online)
Sumber: alaraby.co.uk (The New Arab)