JAKARTA (salam-online.com): Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj yang tidak mempermasalahkan pemimpin dari kalangan non-Islam sudah sangat berbeda dengan pendapat ulama NU sendiri.
“Ulama NU sendiri maupun kitab-kitab salafus shalih sudah sangat jelas diterangkan bahwa memilih pemimpin harus dari kalangan Muslim. Itu jumhur ulama. Kalau Kiai Said Aqil membolehkan itu sudah keluar dari (garis) NU,” kata Pemimpin Taruna Muslim, Alfian Tanjung kepada itoday, Senin (13/8/2012).
Menurut Alfian, di dalam Al-Qur’an dan Hadits sangat jelas diperintah untuk memilih pemimpin Islam. “Surat Ali-Imran ayat 28 sangat jelas, umat Islam diperintahkan untuk memilih pemimpin yang Islam. Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam tertinggi dan tidak bisa ditawar-tawar lagi,” ujarnya.
Selain itu, Alfian juga membuktikan fakta bahwa para pemimpin non-Islam itu tidak lebih baik. “Kalau kita baca berita, para pemimpin non-Islam itu kelakuannya juga banyak yang korup, dan kelakuannya bejat juga. Seolah-olah pernyataan KIai Said itu pemimpin non-Islam itu baik dan adil. Itu tidak benar juga,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga mengutarakan, Jokowi dan Ahok itu hanya wayang yang dikendalikan kelompok besar yang menginginkan Indonesia dikuasai non-Islam.
“Kalau kita baca, Jokowi hanya wayang saja, misalnya Jokowi jadi Gubernur DKI, wakil walikota Surakarta yang Kristen itu menjadi walikota Solo. Solo dipimpin walikota Katolik ini juga masalah. Begitu pula, saat Jokowi jadi Gubernur DKI dan dipilih jadi menteri, otomatis Ahok yang jadi gubernur. Ini skenario yang menguntungkan kelompok Kristen,” pungkas Alfian Tanjung. (itoday/salam-online.com)