ANALISA (salam-online.com): Tahun ini subsidi BBM diperkirakan mencapai Rp 300 triliun. Subsidi listrik sudah hampir sebesar Rp 100 triliun (Jero Wacik, konferensi pers Nota Keuangan dan RAPBN 2013).
Bunga dan cicilan utang luar negeri dalam tahun 2012 mencapai lebih dari Rp160 triliun. Tiga pengeluaran di atas, yang tidak dapat ditunda, mencapai Rp 550 triliun.
Pemerintah terus mencari legitimasi untuk menaikkan harga BBM, namun pemerintah sama sekali tidak melakukan apapun dalam rangka penghapusan utang luar negeri. Pemerintah adil pada pihak asing, namun anti pada rakyatnya sendiri.
Sementara belanja pemerintah pusat dalam tahun 2012 direncanakan sebesar Rp 954,1 triliun. Pengeluaran subsidi ditambah dengan pengeluaran rutin mencapai Rp1.504 triliun. Padahal Pendapatan negara dan penerimaan hibah direncanakan mencapai Rp1.292,9 triliun.
Bagaimana dengan anggaran pembangunan? Nol Besar! Selama pemerintahan SBY, tidak ada infrastuktur baru terbangun, bahkan untuk merawat infrastuktur ekonomi yang sudah ada, pemerintah gagal. Bendungan, saluran irigasi, jalan antar provinsi, pelabuhan, semua mengalami kerusakan sangat parah dan merata di semua provinsi.
Sebagian besar anggaran habis untuk pengeluaran rutin, gaji dan belanja pegawai, DPR, presiden, menteri.
Gendutnya pengeluaran rutin mengakibatkan pemerintah kekurangan dana untuk tahun ini, sedikitnya Rp 211,2 triliun. Itu pun dengan asumsi target utang dalam negeri dan utang luar negeri tercapai, nilai tukar rupiah terhadap US dolar stabil pada Rp 9000/USD, serta harga BBM stabil di bawah USD 100/barel.
Padahal faktanya semua asumsi pemerintah dan DPR tersebut gagal tercapai, sehingga besar kemungkinan dalam tahun ini rezim SBY akan kekurangan anggaran sekitar Rp 300-400 triliun, akibatnya pemerintahan ini shutdown di tengah jalan.
SBY & PARLEMEN GAGAL TOTAL KELOLA ANGGARAN PEMBANGUNAN. (aktual/salam-online)