Cabut Detektor Logam, Tindakan Baru ‘Israel’ Pasang CCTV di Al-Aqsha Ditolak Warga Palestina
AL-QUDS (SALAM-ONLINE): Penjajah “Israel” mencabut detektor logam dari pintu masuk komplek Masjid Al-Aqsha di Kota Al-Quds (Yerusalem) pada Selasa (25/7), dengan harapan dapat menenangkan gelombang protes warga Palestina.
Tetapi tindakan berikutnya yang dilakukan “Israel” tetap tak dapat diterima warga Palestina, karena pihak penjajah tersebut memasang alat keamanan baru, yaitu kamera CCTV.
Orang-orang Palestina mengatakan bahwa tindakan pengamanan yang dimodifikasi dari alat detektor ke CCTV jelas tak mereka terima, lansir Reuters, Rabu (26/7).
Sebelumnya, seperti diketahui, penjajah “Israel” memasang detektor pada titik masuk ke komplek Masjid Al-Aqsha di Yerusalem setelah dua penjaga polisi “Israel” ditembak mati pada 14 Juli lalu. Tindakan pengamanan penjajah “Israel” ini makin memicu bentrokan berdarah.
Lonjakan ketegangan dan kematian tiga orang di pihak penjajah “Israel” dan empat orang Palestina dalam bentrokan yang terjadi pada Jumat dan Sabtu lalu, meningkatkan alarm internasional dan mendorong sebuah sesi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) untuk mempertimbangkan cara-cara dalam meredakan krisis.
Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah dan ulama senior Muslim yang mengawasi komplek Al-Aqsha menolak tindakan “Israel” yang baru dan menuntut semuanya dihapus.
“Kami menolak semua hambatan yang menghalangi kebebasan beribadah dan kami menuntut kembalinya situasi dimana segala sesuatu terjadi sebelum 14 Juli,” Hamdallah mengatakan kepada kabinetnya di Ramallah, Tepi Barat yang dijajah “Israel”.
Sementara itu, Duta Besar Amerika Serikat untuk penjajah “Israel”, David Friedman, mengatakan saat mengunjungi parlemen “Israel” bahwa Washington telah melakukan pembicaraan dengan “Israel” dan Yordania untuk menyelesaikan krisis tersebut.
“Ada banyak kerja keras di balik layar, diskusi oleh pejabat senior di Amerika Serikat, dan tentu saja, dengan perdana menteri dan dengan raja Yordania, (dan) kami dapat meredakan situasi dengan sangat cepat. Yang jelas, dalam keadaan lain, bisa saja tidak berakhir dengan sukses,” kata Friedman. (N Malisy)
Sumber: Reuters