Palestina dalam Petaka: Menggugat Satu Abad Deklarasi Balfour
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Seratus tahun sudah usia Deklarasi Balfour dan tanah Palestina diduduki orang-orang Yahudi yang kemudian mendirikan “negara Israel”, tepatnya pada 2 November 1917.
Pasca Deklarasi Balfour yang didukung Kerajaan Inggris itu, penjajah “Israel” terus mengembangkan sayap jajahannya, merampas tanah milik bangsa palestina sehasta demi sehasta. Hingga akhirnya wilayah Palestina sendiri tersisa hanya sedikit saja.
Menurut Imam Jamaah Muslimin KH Yakhsyallah Mansur, tanah Palestina, lebih spesifik lagi Al-Quds atau Yerusalem di bawah jajahan Yahudi “Israel” selalu membawa petaka. Penduduk selain Yahudi, yaitu umat Islam dan Nasrani selalu tertindas.
Begitu pun kata dia, sejarah mencatat ketika tanah suci itu dikuasai Nasrani, kaum Yahudi yang tinggal di sana begitu tertindas. Bahkan Umat Islam sendiri tidak mempunyai tempat tinggal.
Hal ini, ungkapnya, sangat berbeda ketika Al-Quds berada di bawah kekuasaan Islam. Saat pertama kalinya Umar bin Khaththab mengambil alih tanah Al-Quds, Justru kaum Nasrani bebas tinggal di sana.
Tak ada bedanya saat tanah Al-Quds dikuasai Salahuddin Al-Ayubi, menurut Mansur, umat tiga agama yakni Islam, Nasrani dan Yahudi bisa hidup bersama dengan tenang.
Kiai Mansur menjelaskan, ketika Al-Quds ada di tangan umat Islam yang pertama kali direbut oleh Umar bin Khaththab, sang khalifah menerima kunci dari agama Nasrani.
“Kemudian agama Nasrani bebas di situ, Yahudi bebas di sana. Ketika umat Nasrani menguasai, tidak ada umat Islam yang hidup. Yahudi menderita. Tapi ketika Shalahuddin merebut, tiga agama hidup di situ,” ungkap Kiai Mansur dalam acara ‘Menggugat 100 Tahun Deklarasi Balfour’ di Kedutaan Palestina, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).
Oleh karenanya, ujarnya, sebagai agama yang cinta damai dan Rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ‘Aalamiin) Islam harus kembali merebut Al-Quds yang saat ini sebagian besarnya dikuasai Yahudi Zionis “Israel”.
“Makanya Islam harus merebut Al-Quds karena rahmatan lil ‘aalamiin,” kata Kiai Mansur. (MNM/Salam-Online)